Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Kota Beijing memberlakukan larangan sementara pada pengoperasian pesawat terbang kecil di wilayah udara ibukota dan sekitar kota yang berdekatan, jelang pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin 2022 mendatang.

Melansir Global Times, aturan ini bertujuan untuk menjaga keamanan udara dan mencegah aktivitas penerbangan ilegal di ibu kota China selama Olimpiade Musim Dingin.

Sementara Mengutip TASS dari Harian Beijing Youth Daily, larangan ini akan berlaku pada rentang waktu 28 Januari dan 13 Maret dan akan melarang pengoperasian semua pesawat terbang kecil yang bergerak dengan kecepatan rendah dan digunakan dalam bidang olahraga, periklanan, dan hiburan.

Selain itu, sehubungan dengan ketentuan yang diumumkan, penduduk dan pengunjung Beijing akan dilarang menggunakan drone, meluncurkan balon, menerbangkan hang-glider, dan sejenisnya.

Polisi Beijing mengatakan, warga dan organisasi harus bekerja sama dengan otoritas terkait dalam pendaftaran pesawat, dan harus secara ketat mematuhi peraturan.

"Mereka yang melanggar Peraturan Kontrol Penerbangan Penerbangan Umum akan dihukum sesuai dengan hukum. Dan mereka yang melanggar ketentuan tentang peraturan keamanan publik, akan dihukum oleh badan keamanan publik sesuai dengan Hukum Hukuman China untuk Administrasi Keamanan Publik. Dan jika kasus itu merupakan kejahatan, pertanggungjawaban pidana harus diselidiki menurut hukum.

Olimpiade Musim Dingin 2022 di ibukota China, Beijing, dijadwalkan akan diadakan pada 4-20 Februari, sedangkan Paralimpiade Musim Dingin akan diadakan pada 4-13 Maret.

Untuk diiketahui, selama sesi IOC ke 128 di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 31 Juli 2015, Beijing dipilih untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade 2022 yang menjadikan ibu kota Tiongkok sebagai kota pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas dan Paralimpiade (tahun 2008) serta Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade (tahun 2022).

Beijing memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2022 dalam perlombaan yang ketat, mengalahkan Almaty dari Kazakhstan pada 2015, dengan mengumpulkan 44 suara melawan 40 suara saingannya.