Bagikan:

SURABAYA - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Nurchahyanto menyatakan kesiapannya merekrut santri menjadi prajurit TNI Angkatan Darat (AD).

"Kebijakan pimpinan kami, khususnya di TNI AD sudah akan dimulai rekrutmen santri untuk menjadi prajurit," katanya usai melakukan pertemuan silaturahim dengan kiai-kiai di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, dilansir Antara, Selasa, 11 Januari.

Menurut dia, peluang tersebut sudah dibuka dan akan dicoba untuk dilakukan sosialisasi kepada para santri serta NU terkait pelaksanaan rekrutmen.

"Ini peluang luar biasa. Bila prajurit direkrut dari santri, khususnya dari NU, niscaya dijamin komitmennya pada NKRI dan nasionalismenya," katanya.

"Kami akan menindaklanjuti dengan menyampaikannya ke komandan di Kodim hingga di jajaran bawah," tambahnya.

Sementara itu, kunjungan silaturahim ke kiai-kiai diterima Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar beserta Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar.

Pertemuan tersebut, kata Pangdam, sekaligus meminta restu ke kiai-kiai dalam memimpin Kodam dan jajaran setelah dilantik pada 10 Desember 2021.

"Saya ini asli Jatim, dibesarkan di Malang. Selama 30 tahun dinas di TNI AD baru kali ini tugas di Jatim. Kami ingin 'kulo nuwun' (izin)  kepada para kiai di PWNU," kata mantan Asisten Teritorial (Aster) KSAD tersebut.

Sementara itu, Ketua PWNU KH Marzuqi Mustamar menjelaskan pihaknya selalu berusaha untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Apalagi dengan Kodam V/Brawijaya, karena para kiai pesantren dan NU mempunyai sejarah cukup panjang dalam perjuangan negara," kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang tersebut.

Di tempat sama, Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar menyampaikan kehadiran Pangdam V/Brawijaya seraya diiringi doa agar tugas-tugas berjalan sukses.

NU, lanjut dia, tegas menentang dengan segala daya dan upaya tentang adanya rongrongan dari berbagai kekuatan yang ingin mengubah dasar negara.

Gus War, sapaan akrabnya, juga mengingatkan bahwa ada kelompok-kelompok yang menggerogoti keutuhan negara di tengah masyarakat sehingga sinergi antara Babinsa dan NU ranting atau pondok pesantren menjadi sangat penting.

"Kami bukan pintu 24 jam bagi para tentara yang hadir ke kiai-kiai untuk menyamakan visi dan demi keutuhan NRKI," kata Kiai Anwar Iskandar.