Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 22 orang, termasuk 10 anak-anak, tewas di stasiun bukit Murree yang populer di Pakistan, setelah hujan salju lebat semalaman menyebabkan kemacetan lalu lintas yang menjebak turis di dalam kendaraan mereka, dengan banyak yang tewas kedinginan dan beberapa kemungkinan meninggal karena sesak napas akibat asap mobil.

Rescue 1122, sebuah layanan darurat di Provinsi Punjab mengatakan, para korban termasuk asisten sub-inspektur polisi Islamabad dan tujuh anggota keluarganya.

Sementara, Kepala Menteri Punjab Usman Buzdar mengumumkan keadaan darurat di rumah sakit, kantor polisi, kantor administrasi dan layanan Rescue 1122.

Dia telah mengarahkan pihak berwenang untuk membuka kantor pemerintah dan rumah peristirahatan bagi wisatawan yang terdampar.

Mengutip The Independent 10 Januari, Departemen Meteorologi Pakistan telah memperkirakan pada 5 Januari, hujan salju lebat akan melanda Murree pada 6 hingga 9 Januari, termasuk peringatan hujan salju lebat di stasiun bukit yang kemungkinan akan menyebabkan penutupan jalan.

Pihak berwenang menyalahkan bencana itu pada gelombang besar wisatawan yang mungkin tidak mempertimbangkan prakiraan cuaca. Adapun para kritikus pemerintah mengatakan para pejabat tidak siap untuk menangani situasi seperti itu.

Dalam pesan video, Menteri Dalam Negeri Sheikh Rashid Ahmed mengatakan turis telah berbondong-bondong ke Murree dalam jumlah seperti itu, "untuk pertama kalinya dalam 15 hingga 20 tahun, yang menciptakan krisis besar", dan sekitar 1.000 mobil terjebak di stasiun bukit.

Dia mengatakan, militer telah dikerahkan untuk membersihkan jalan dan menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di kawasan tersebut.

"Di mana mesin tidak dapat mencapai, pasukan telah dipindahkan dan mereka membersihkan lalu lintas dan membuka jalan," bunyi pernyataan dari militer Pakistan.

Ahmed menambahkan, pemerintah terpaksa menutup jalan dari Islamabad ke Murree sampai setidaknya pukul 9 malam pada Hari Minggu, kantor berita Press Trust of India melaporkan.

Terpisah, Kepala petugas lalu lintas Taimoor Khan mengatakan dalam sebuah pernyataan, masuknya kendaraan ke stasiun bukit telah dilarang sejak Jumat malam, ketika badai salju melanda, dengan mobil-mobil dialihkan dari pintu masuk lainnya.

Adapun Perdana Menteri Imran Khan menyatakan kesedihan dan penyesalan atas kematian tersebut, juru bicara Shahbaz Gill menulis di twitter.

"Hujan salju yang belum pernah terjadi sebelumnya & serbuan ppl melanjutkan tanpa memeriksa kondisi cuaca membuat admin distrik tidak siap. Telah memerintahkan penyelidikan & menerapkan peraturan yang kuat untuk memastikan pencegahan tragedi semacam itu," cuit PM Khan dalam sebuah tweet.

Sementara itu, politisi di partai oposisi, termasuk presiden PML-N Shehbaz Sharif, mengkritik penanganan pemerintah terhadap melonjaknya jumlah wisatawan.

"Di mana pemerintah selama ini? Pengaturan apa yang dibuatnya untuk menghadapi arus masuk seperti itu? Ketidakmampuan dengan cepat berubah menjadi kriminalitas. Pengaturan sebelumnya & pengawasan sepanjang waktu adalah SOP normal di masa lalu," kritik Sharif di Twitter.

Sementara, Wakil Presiden PML-N Maryam Nawaz mengunggah cuitan: "Tugas pemerintah tidak hanya menghitung turis tetapi juga membuat pengaturan terlebih dahulu dan langkah-langkah keamanan untuk mereka. Kematian ini bukan karena hujan salju tetapi karena kelalaian pemerintah."

Di dunia maya, warganet juga ada yang mencuitkan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang selamat dari tragedi di Pakistan ini.

"4 hari lalu abis dari sana, saking macetnya harus turun dari mobil dan jalan beberapa menit karena memang saking macetnya,...gak kebayang jika terjebak salju disana,.. innalilahi," tulis akun @Mu**a**.

Sementara akun @hu**** menuliskan ada anggota keluarganya yang berhasil selamat dari bencana tersebut, setelah memutuskan untuk berjalan kaki.

"Keluarga kakak kemarin juga kejebak di sana, mereka jalan kaki 8km dgn nenteng 2 balita buat escape dari badai. Alhamdulillah selamat setelah numpang mobil pickup warga lokal."