Horor Badai Salju di Pegunungan Pakistan Tewaskan 22 Wisatawan dalam Kemacetan, 'Kami Tak Dapat Peringatan Apa-apa'
Ilustrasi sebuah resor di Swat, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan (Photo by farzeen baig on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Mendung kelabu di langit Pakistan. Negeri ini berduka ketika 22 orang yang mau berlibur di resor pegunungan Pakistan yang populer, malah berakhir dengan kematian. Ketika hujan salju bikin kemacetan lalu lintas parah dan korban meninggal membeku di dalam mobil.

"Kami tidak mendapatkan peringatan apa pun dari masyarakat, dari pemerintah, dari Google, dari berita, dari cuaca," kata Duaa Kashif Ali, 18 tahun, seorang turis dari Islamabad seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu 9 Januari.

"Penduduk setempat membantu kami," katanya.

Kota yang bertengger di gunung --70 km timur laut Islamabad-- memang terkenal sebagai destinasi favorit bagi wisatawan. Mereka memang khusus datang ke sini untuk melihat pemandangan diselimuti hujan salju segar.

Saking banyaknya orang yang mau datang, lalu lintas menuju lokasi macet parah. Estimasi ada sekitar puluhan ribu orang yang berniat datang.

Dan tiba-tiba horor itu datang ketika 1.000 kendaraan masih terdampar akibat kemacetan. Badai salju menumpahkan salju mulai Jumat dan seterusnya.

Terjebak di mobil mereka semalaman, 22 orang meninggal karena kedinginan atau keracunan karbon monoksida dari asap knalpot. Di antara mereka ada 10 anak.

"Orang-orang di sini benar-benar menangis ... ketika mereka mendengar," kenang turis berusia 47 tahun, Kashif Ishaq.

Saat dia berbicara, konvoi mesin berat raksasa membersihkan jalan-jalan yang tertutup es di belakangnya, mengakhiri dua hari isolasi tertutup salju untuk desa satelit Ratti Gali.

Hujan salju, yang dimulai pada Selasa malam, berlanjut secara berkala, menarik ribuan wisatawan. Karena banyaknya pengunjung, banyak keluarga yang akhirnya terdampar di jalan.

Media lokal melaporkan bahwa lebih dari 100.000 kendaraan memasuki stasiun bukit. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan seluruh keluarga, termasuk anak-anak, terbaring mati di kendaraan mereka yang tertutup salju.

"Apakah kematian disebabkan oleh flu atau keracunan karbon monoksida (CO)?," tanya Dr. Faheem Yonus, kepala penyakit menular di University of Maryland UCH, dalam sebuah tweet.

"CO tidak berbau, mematikan jika mobil yang mati dikubur di salju, knalpot yang tersumbat (peredam) dapat dengan cepat membunuh penumpang saat mereka menghirup CO," paparnya.