Bagikan:

JAKARTA - Siapa tahu ketika membaca berita ini, Anda sedang ada di Tokyo, Jepang. Waspada dengan hujan salju lebat yang sedang mengguyur kota ini. Jalanan jadi super licin.

Bukan apa-apa, akibat jalanan licin saja di Tokyo, sudah lebih dari 200 orang yang dikirim ke rumah sakit pada Kamis dan Jumat setelah terpeleset dan jatuh karena es dan salju di jalanan, seperti dikutip dari Japan Today, Jumat 7 Januari.

Pusat Tokyo memiliki 10 sentimeter salju pada Kamis malam, dengan lalu lintas tetap terganggu pada hari Jumat. Suhu turun hingga minus 3,5 derajat Celcius di wilayah pusat ibu kota pada Jumat pagi, 1,8 derajat Celcius lebih rendah dari hari sebelumnya.

Total ada 215 orang berusia antara 9 hingga 97 tahun yang sudah dibawa ke rumah sakit di Tokyo akibat terjatuh. Data ini dikeluarkan Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo.

Bahkan ada 77 kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cedera telah terjadi di Tokyo akibat salju pada Jumat pagi.

Jalan tol yang melayani wilayah Tokyo dan sekitarnya ditutup sebagian dan sembilan penerbangan yang dioperasikan oleh All Nippon Airways yang berangkat dari atau tiba di bandara Haneda Tokyo dibatalkan.

Di Metropolitan Expressway, hujan salju membuat 100 kendaraan terjebak di Jembatan Gerbang Tokyo pada satu titik. Jembatan Pelangi, objek wisata utama di ibu kota, tetap ditutup Jumat pagi.

Di Prefektur Saitama yang berdekatan, empat pria mengalami luka ringan Jumat pagi dalam kecelakaan yang melibatkan lima truk di Kasukabe, kata polisi setempat, menambahkan mereka menduga itu disebabkan oleh jalan yang tertutup es. Seorang pria berusia 84 tahun patah kakinya setelah jatuh ketika dia mengendarai sepeda, menurut pihak berwenang setempat.

Di Prefektur Ibaraki, timur laut Tokyo, 346 kecelakaan lalu lintas telah terjadi pada Jumat pagi karena salju dan es di jalan, kata polisi.

Di Stasiun JR Shimbashi di distrik bisnis utama Tokyo, banyak penumpang berjalan dengan hati-hati di jalan yang tertutup es.

"Sulit untuk berjalan karena jalan di sekitar rumah saya juga beku. Saya berharap saya bisa bekerja dari jarak jauh hari ini," kata Namiki Kasahara, seorang penduduk Nishitokyo berusia 29 tahun.

“Butuh waktu lebih lama dari biasanya untuk pulang-pergi karena bus saya terlambat,” kata seorang pria berusia 43 tahun dari Yokohama.