Bagikan:

JAKARTA - Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Jepang memberlakukan tindakan yang lebih ketat pada Hari Kamis, untuk mengatasi peningkatan kasus COVID-19 ketika pemerintah menyatakan keprihatinan besar atas wabah tersebut.

Militer AS di Jepang mengatakan sedang 'menetapkan langkah-langkah mitigasi yang lebih ketat dalam upaya lebih lanjut untuk mencegah penularan virus."

Langkah-langkah tersebut termasuk mewajibkan personel militer AS untuk mengenakan masker di luar pangkalan, serta untuk mandat pengujian yang lebih ketat, katanya dalam siaran pers, mengutip Reuters 6 Juni.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi meminta Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, agar anggota layanan AS dilarang meninggalkan pangkalan, kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada wartawan.

Dikatakan oleh Matsuno, Pemerintah Jepang sangat prihatin dengan wabah infeksi COVID-19 di pangkalan militer AS.

Prefektur selatan Okinawa, yang menampung 70 persen fasilitas militer AS di Jepang, menjadi daerah dengan kasus infeksi terbanyak dalam wabah baru, dengan pemerintah pusat memberikan tanggapan darurat pada Hari Kamis.

Jepang sendiri menghentikan masuknya hampir semua pelancong asing pada akhir November, setelah varian Omicron disebut sebagai varian yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia.

Tetapi, militer AS memindahkan staf masuk dan keluar negara itu di bawah rezim pengujian dan karantina yang terpisah, dan kekhawatiran tentang lolosnya virus ke masyarakat umum telah membuat penduduk di dekat pangkalan gelisah.

Untuk diketahui, kasus baru COVID-19 meningkat lebih dari dua kali lipat di Okinawa pada Hari Rabu dibandingkan hari sebelumnya, dalam lonjakan yang menurut Gubernur Denny Tamaki adalah akibat dari varian Omicron.

Terpisah, sebuah stasiun Korps Marinir AS di Prefektur Yamaguchi, di Jepang barat, mengatakan telah menemukan 115 kasus baru pada Rabu, menambahkah 182 kasus yang terjadi pada hari sebelumnya.

Sementara, diberitakan sebelumnya, rekor satu hari dari 235 kasus COVID-19 di antara pasukan Amerika Serikat (AS) di Prefektur Okinawa, Jepang dikonfirmasi Sabtu lalu, menyusul infeksi klaster yang pecah bulan lalu di salah satu pangkalan AS di sana.