JAKARTA - Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev menerima pengunduran diri pemerintah pada Rabu, kata kantornya, setelah kenaikan harga bahan bakar di negara kaya minyak di Asia Tengah itu memicu protes, di mana hampir 100 polisi terluka.
Polisi menggunakan gas air mata dan granat kejut pada Selasa malam untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa keluar dari alun-alun utama di Almaty, kota terbesar di bekas republik Soviet, dengan bentrokan berlangsung selama berjam-jam di daerah-daerah terdekat.
Protes mengguncang citra bekas republik Soviet sebagai negara yang stabil secara politik dan dikontrol ketat, yang telah digunakan untuk menarik ratusan miliar dolar investasi asing di industri minyak dan logam selama tiga dekade kemerdekaan, mengutip Reuters 5 Januari.
Berbicara kepada penjabat anggota kabinet, Tokayev memerintahkan mereka dan gubernur provinsi untuk mengembalikan kontrol harga LPG dan memperluasnya ke bensin, solar dan barang-barang konsumen 'penting secara sosial' lainnya.
Dia juga memerintahkan pemerintah untuk mengembangkan undang-undang kebangkrutan pribadi, mempertimbangkan untuk membekukan harga utilitas dan mensubsidi pembayaran sewa untuk keluarga miskin.
Sebelumnya Dia mengatakan, situasi membaik di kota-kota yang dilanda protes setelah keadaan darurat diumumkan, mencakup jam malam dan pembatasan pergerakan.
Untuk diketahui, protes dimulai di provinsi barat penghasil minyak Mangistau pada Hari Minggu, setelah pencabutan harga bahan bakar gas cair, bahan bakar mobil yang populer, sehari sebelumnya, setelah itu harganya naik lebih dari dua kali lipat.
Presiden Tokayev kemudian mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan Mangistau, mengatakan provokator domestik dan asing berada di balik kekerasan tersebut.
BACA JUGA:
Secara terpisah, Kementerian Dalam Negeri mengatakan selain Almaty, gedung-gedung pemerintah diserang di kota selatan Shymkent dan Taraz semalam, dengan 95 petugas polisi terluka dalam bentrokan. Polisi telah menahan lebih dari 200 orang.
Adapun Walikota Almaty Bakytzhan Sagintayev mengatakan dalam sebuah pidato kepada penduduk, situasi di kota itu terkendali dan pasukan keamanan menahan provokator dan ekstremis.