Rekonstruksi Pembunuhan Pengusaha di Kelapa Gading, Otak Pelaku Pura-pura Kesurupan
Rekonstruksi kasus pembunuhan bos pelayaran di Kelapa Gading (Foto: Rizky Adytia P/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan bos pelayaran, Sugianto (51) di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam reka ulang, otak pembunuhan, NL memperagakan adegan kesurupan di hadapan tersangka lain.

Aksi seolah-olah kesurupan itu diperagakan Nur Lutfiah di adegan 9A. Saat itu, lima tersangka sedang berada di hotel Ciputra Cibubur kamar 705 untuk merencanakan pembunuhan terhadap korban, pada Minggu 9 Agustus.

"Maman bersama Luthfi (NL) memasuki kamar 709 menjumpai Junaedi, Rosidi, dan Syahrul. Pada saat berkumpul Lutfi dan Maman berada di kasur dan tiga orang lainnya di bawah kemudian Luthfi kesurupan sambil mengatakan assalamualaikum, apakah kalian siap berjuang," ujar seorang penyidik membacakan adegan, Selasa, 25 Agustus.

Kemudian, para tersangka menjawab pertanyaan itu dan menyatakan siap untuk berjuang. Di adegan 9B, lima tersangka pun memutuskan untuk datang ke makam orangtua dari NL di daerah Tangerang.

Dengan mengendarai mobil Innova hitam, mereka pun bergegas ke lokasi tujuan. Dalam perjalanan, NL kembali seolah-olah kesurupan arwah dari orangtuanya.

"Luthfi duduk di dalam mobil sambil kerasukan dan mengatakan salam seolah-olah arwah dari almarhum ustad Nur Gozali masuk ke tubuh Luthfi," katanya.

Total 12 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan pengusaha pelayaran Sugianto di Kelapa Gading. Sugianto tewas ditembak lima kali.

Tersangka otak pembunuhan, NL diketahui bekerja sebagai karyawan administrasi keuangandi perusahaan Sugianto sejak 2012. Selain karena sakit hati pernah dimarahi dan diajak bersetubuh oleh Sugianto, NL diduga juga terbelit persoalan pajak hingga pernah diancam dilaporkan ke polisi.

“Ada indikasi menggelapkan uang tersebut. Ada beberapa kali teguran dari pajak Jakut ke perusahaan, sempat dari pihak korban menyampaikan bahwa tersangka akan dilaporkan ke polisi,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.