JAKARTA - Sebuah diler mobil mewah melaporkan tingginya permintaan dari orang-orang ultra-kaya untuk supercar seperti Aston Martin, Lamborghini dan Rolls-Royce di tengah pandemi COVID-19, menghasilkan keuntungan lebih dari tujuh kali lipat.
Diler bernama HR Owen yang terletak di London barat, Inggris melaporkan laba sebelum pajak sebesar 13,7 juta poundsterling atau 18,4 juta dolar AS, setara dengan Rp263.681.483.457 untuk tahun ini hingga Juni, dibandingkan dengan 1,9 juta poundsterling atau Rp36.568.964.859 pada tahun 2020.
Angka itu juga melampaui penerimaan sebelum penyebaran virus corona. Diler yang didirikan pada tahun 1932 oleh mantan perwira Royal Flying Corps Harold Owen dan memiliki 17 jaringan tersebut, juga menjual Bentley, Bugatti dan Maserati.
Dealer ini juga merupakan pengecer Inggris untuk hypercar listrik Rimac yang akan datang, Nevera, yang diklaim akan berakselerasi dari nol hingga 95kph dalam 1,85 detik.
"Tahun lalu penuh tantangan. Meskipun demikian, grup ini memberikan hasil yang luar biasa," sebut HR Owen, mengutip The National News 30 Desember.
Sejak tahun 2016, perusahaan telah sepenuhnya dimiliki oleh Berjaya Group, konglomerat Malaysia yang dipimpin oleh pemilik klub sepakbola Inggris Cardiff City FC, Vincent Tan.
Kendari dikatakan telah mendapat manfaat dari Skema Retensi Pekerjaan Coronavirus, perusahaan terpaksa mengurangi stafnya selama tahun ini sebanyak 39 orang menjadi 409.
BACA JUGA:
Pembuat mobil telah berjuang untuk memenuhi permintaan selama pandemi dan umumnya telah dihukum karenanya. Mereka telah mengalami penurunan atau kerugian laba karena tagihan upah yang besar selama penutupan dan biaya bahan baku yang tinggi telah menggerogoti margin mereka.
Untuk diketahui, diler mampu memanfaatkan permintaan yang tinggi. Pasar mobil mewah tidak berbeda, tapi memiliki pembeli kaya yang tidak ingin bergabung dengan daftar tunggu yang panjang untuk membeli mobil terbaru.