BKKBN Launching Pendampingan Hingga Pemeriksaan Kesehatan 3 Bulan Jelang Nikah, Menko PMK: Program Strategis Cegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan dalam 3 bulan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin adalah program strategis.

Hal ini disampaikan Muhadjir sebelum meresmikan program tersebut secara daring. Program ini merupakan gagasan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bekerja sama dengan kementerian/lembaga lain.

"Ide untuk melaksanakan melaksanakan program pendampingan konseling dan pemeriksaan minimum dalam tiga bulan pranikah adalah suatu hal yang sangat strategis terutama dalam kaitannya dengan perang melawan stunting," kata Muhadjir seperti yang ditayangkan di YouTube BKKBN Official, Rabu, 29 Desember.

Selain itu, Muhadjir juga mengatakan program ini nantinya dapat menyiapkan keluarga yang kokoh dan berhasil. Hal tersebut tentu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin tiap keluarga memiliki generasi unggul, cerdas, dan mampu bertanggung jawab memajukan bangsa.

Meski begitu, dia tak menampik program ini akan mendapat tantangan beragam dari masyarakat apalagi persiapan pernikahan dianggap ranah pribadi. Namun, Muhadjir mengatakan langkah ini sudah tepat.

"Sekarang akan kita upayakan (pranikah, red) tidak hanya menjadi urusan pribadi tapi juga urusan publik," tegasnya.

"Kenapa? Karena rumah tangga itu pada hakikatnya adalah bagian terkecil dari negara. Kalau negaranya ingin hebat, ingin maju maka harus hebat juga rumah tangganya, keluarganya," imbuh Muhadjir.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkap setiap tahun di Tanah Air terdapat 2 juta orang yang menikah secara resmi. Dari angka tersebut yang langsung hamil 1,6 juta dan yang mengalami stunting ada 400 ribu orang.

Dengan kondisi ini, BKKBN terus berupaya melakukan pencegahan. Salah satunya, lewat program yang baru diresmikan tersebut.

"Pranikah itu harus diperiksa. Sehari yang menikah sekitar 6.000 kemudian dari 2 juta yang stunting itu 400 ribu kalau tidak diintervensi," ungkapnya.

Sehingga, dia mendorong pasangan yang akan menikah untuk memeriksakan kesehatannya. Termasuk memeriksa lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, kemudian hemoglobin.

Dengan program ini juga, Hasto berharap, calon pengantin maupun ibu yang dianggap kurang sehat dapat diintervensi. Tujuannya, agar stunting pada anak tidak terjadi.

"Akhirnya jangan ada orang hamil yang anemia, jangan ada yang kurang gizi saat hamil," pungkas Hasto.