JAKARTA - Partai Golkar tidak ambil pusing dengan hasil survei, baik elektabilitas maupun simulasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam survei Politika Research & Consulting dan Parameter Politik Indonesia.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto hanya 0,8 persen pada simulasi 15 nama capres.
Sementara pada simulasi pasangan capres dan cawapres, ketika Airlangga dipasangkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya mendapat elektabilitas 3,8 persen.
Sedangkan jika Airlangga disimulasikan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, memperoleh 26,9 persen.
"Itu belum mencerminkan realitas objektif yang kita hadapi di saat ini," ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, Selasa, 28 Desember.
Soal pasangan calon, menurut Ace, tidak bisa dipatok pada figur-figur saja. Tapi juga partai politik koalisi yang mengusung pasangan calon nantinya.
"Konfigurasi tentang pasangan capres itu kan juga harus berlandaskan kepada realitas objektif partai politik pendukung. Nah, saat ini kita kan masih belum membahas soal koalisi-koalisi itu," jelasnya.
BACA JUGA:
Diluar daripada itu, Ace menegaskan, bahwa saat ini Partai Golkar hanya melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional (Munas) yang mempersiapkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden tanpa terpengaruh dari eksternal termasuk hasil survei.
"Kita sangat tidak terpengaruh dengan landscape yang dibuat oleh lembaga-lembaga survei tersebut," pungkas Ace.