Bagikan:

JAKARTA - Jepang tidak akan mengirim delegasi pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, kata juru bicara pemerintah, Jumat, sebuah keputusan yang dipandang sejalan dengan boikot diplomatik yang dipimpin Amerika Serikat terkait dengan catatan hak kemanusiaan China di Xinjiang.

Tetapi atlet Jepang akan menghadiri pertandingan Februari sesuai jadwal, menurut sumber pemerintah. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan, Jepang akan mengirim Seiko Hashimoto, anggota parlemen Dewan dan presiden panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang diadakan musim panas lalu dan dua utusan lainnya.

Pemerintah Jepang menyerah pada rencana untuk mengirim pejabat senior ke Olimpiade Beijing, karena telah melihat sedikit perbaikan dalam situasi hak asasi manusia di wilayah Xinjiang dan Hong Kong, kata sumber tersebut.

Sementara, Perdana Menteri Fumio Kishida menekankan pentingnya hak asasi manusia sebagai pilar utama diplomasi Jepang.

"Kami pikir penting bahwa nilai-nilai universal seperti kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum dipastikan di China," kata Matsuno, mengutip Kyodo News 24 Desember.

"Kami telah membuat keputusan dengan mempertimbangkan secara komprehensif faktor-faktor tersebut," tandasnya.

Namun, Matsuno tidak mengatakan keputusan tersebut merupakan boikot diplomatik, mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah "tidak memiliki istilah khusus" untuk menggambarkan langkah tersebut.

Pengumuman itu dibuat oleh Matsuno daripada PM Kishida, karena Jepang berusaha untuk tidak secara langsung memprovokasi kepemimpinan Tiongkok, terutama karena Jepang dan China akan memperingati 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik pada 2022, menurut sumber tersebut.

Dua orang lainnya yang akan menghadiri pesta olahraga tersebut adalah ketua Komite Olimpiade Jepang Yasuhiro Yamashita dan ketua Komite Paralimpiade Jepang Kazuyuki Mori.

Pemerintah tampaknya berpikir kehadiran Hashimoto akan mencapai keseimbangan dengan China, yang mengirim Gou Zhongwen, kepala Administrasi Umum Olahraga China, ke Olimpiade Tokyo musim panas ini.

Terpisah, ada seruan yang berkembang di dalam Partai Demokrat Liberal yang berkuasa untuk boikot diplomatik, dan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang bertemu PM Kishida pada hari Kamis, diyakini telah mendesak Kishida untuk membuat pengumuman dengan cepat.

Amerika Serikat dan negara-negara lain seperti Australia, Inggris dan Kanada telah mengumumkan tindakan serupa. Sementara, China telah mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara lain atas tindakan mereka terkait Olimpiade Beijing, dengan mengatakan bahwa politisasi olahraga bertentangan dengan semangat Piagam Olimpiade.