JAKARTA - Jajaran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta menggelar inspeksi dadakan (sidak) untuk mengecek langsung harga harga pangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, jelang Natal dan Tahun Baru.
Asisten Perekonomian dan keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengungkapkan pihaknya fokus mengecek harga cabai dan bawang. Mengingat, beberapa waktu belakangan kedua pangan ini mengalami kenaikan harga.
Sri mengungkapkan, hasil sidak menunjukkan bahwa stok pangan tersebut saat ini masih terkendali meski ada kenaikan harga yang tidak terlalu mencolok.
“Kita tanyakan ke pedagang jadi memang harga itu sangat cepat perubahannya dan secara stok masih cukup dan terkendali walau ada perubahan harga,” kata Sri dalam keterangannya, Jumat, 24 Desember.
Sementara, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan pihaknya mengantisipasi kenaikan harga cabai dengan menempatkan beberapa mesin controlled atmosphere storage (CAS) untuk mengendalikan harga cabai rawit merah di pasar-pasar yang ada di Jakarta.
BACA JUGA:
Mesin CAS terdapat di Pasar Induk Kramatjati dan sejumlah pasar tradisional lainnya. Arief menyebut penggunaan mesin CAS dilakukan supaya kenaikan harga cabai tidak berulang setiap tahunnya.
“Mesin CAS mampu menyimpan cabai rawit dan bawang merah dengan umur simpan lima hingga enam bulan. Khusus untuk Natal dan Tahun Baru ini kita jual dengan harga Rp90 ribuan,” ujar Arief.
Lebih lanjut, Pemprov DKI juga menjual komoditi pangan murah berupa operasi pasar yang memberikan harga promo kepada pedagang yang tergabug dalam program Jakpreneur. Operasi pasar dilakukan pada 19 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022 mendatang.
“Untuk lokasinya sendiri tersedia di 44 titik lokasi gerai pangan kita. Adapun produknya antara lain minyak goreng kemasan, tepung terigu kemasan, gula premium kemasan, beras premium, mi instan, bawang merah, daging sapi CL 85 1 kg dan daging ayam frozen,” paparnya.