JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Taman Bio Trans di Jalan Letjen Suprapto, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam peresmian ini, Anies mengaku ingin menjadikan wajah Jakarta sebagai kota yang lebih hijau dengan pertambahan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka biru (RTB).
Upaya yang dilakukan Pemprov DKI antara lain menjadikan fasilitas yang sebelumnya bukan lokasi publik diubah menjadi kawasan taman, sekaligus tempat penampung air mana kala terjadi peningkatan volume air, khususnya saat musim hujan.
"Jadi, ini sebuah terobosan untuk membuat Jakarta menjadi kota yang ramah lingkungan dengan sebuah pendekatan untuk penyelesaian masalah ruang terbuka hijau. Harapannya, tempat ini memiliki multifungsi, yakni pertama, pengendalian banjir, kedua, ruang terbuka hijau, dan ketiga, tempat untuk warga merasakan sebuah ruang yang bisa membuat mereka dekat dengan alam," kata Anies di lokasi, Jumat, 17 Desember.
Anies ingin Taman Bio Trans menjadi contoh untuk mewujudkan berbagai taman lainnya agar bisa direalisasikan di setiap wilayah di Jakarta.
"Kita ingin Jakarta menjadi kota yang hijau, ramah, dan menyenangkan kepada semua makhluk hidup yang ada. Ini bukan untuk manusianya saja, tapi juga untuk tanaman, hewan, agar bisa tinggal di kota ini, bersama dalam sebuah ekosistem yang sehat," jelas dia.
Menambahkan, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, menjelaskan bahwa Taman Bio Trans dibangun di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta dengan luas total 2.500 meter persegi.
BACA JUGA:
Lalu, terdiri dari RTH seluas 1.483 meter persegi dan RTB seluas 522 meter persegi yang dapat menampung air kurang lebih sebanyak 3.000 meter kubik.
"Secara historis, sebagian lahan ini merupakan eks SPBU yang telah dilakukan refungsi menjadi lahan terbuka hijau. Hal ini juga telah dilakukan proses serah terima dari Badan Pengelola Aset Daerah ke Sudin Pertamanan dan Hutan Kota Administrasi Jakarta Pusat," tutur Suzi.
Sebagai informasi, RTH Taman Bio Trans ditanami pohon buah untuk menarik satwa unggas/burung, antara lain pohon buni, gowok, jamblang, kecapi, rukem, salam, alpukat, cipedak, bisbul, dll.
Fasilitas RTH di antaranya, pedesterian, bangku taman, dan bioswale yang juga berfungsi untuk mengurangi genangan. Pembangunan RTH dan RTB (embung) dilaksanakan secara swakelola oleh Sudin Pertamanan dan Hutan Kota serta Sudin Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Pusat.