Ditemukan Kasus Omicron Pertama di Indonesia, Legislator PDIP: Tidak Perlu Panik, Tidak Boleh Mudik
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Varian baru COVID-19, Omicron terkonfirmasi sudah masuk ke Indonesia. Pemerintah sudah secara resmi mengumumkan pasien berinisial N terdeteksi mengidap virus tersebut.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, mengatakan temuan ini harus menjadi perhatian seluruh warga negara Indonesia bahwa varian Omicron adalah fakta.

"Sikap pertama tentu kita tidak perlu panik, tidak usah panik, tetapi setelah ditemukan ini kita harus meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kekuatan kita, kegotong royongan kita untuk menghadapi. Dengan cara patuh terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah," ujar Rahmad kepada VOI, Kamis, 16 Desember. 

"Dan tingkatkan protokol kesehatan, tidak boleh ditawar-tawar di manapun, seluruh warga negara untuk tetap melaksanakan (prokes, red)," lanjutnya. 

Sebagaimana diketahui, lanjut Legislator PDIP dapil Jawa Tengah itu, berdasarkan pendapat para pengamat dan para epidemiolog, varian Omicron ini proses penyebarannya lebih cepat dari varian Delta. Meskipun, hasil kajiannya belum ditentukan seberapa besar fatality rate-nya. 

"Kan belum tahu pasti, tapi kita lupakan itu, mau itu semakin bahaya, semakin cepat penularan, protokol kesehatan menjadi mutlak kita lakukan, itu mengikat semua rakyat Indonesia," kata Rahmad. 

Selanjutnya, kata Rahmad, karena secara ilmiah vaksin dapat meningkatkan imunitas tubuh, maka pemerintah dan masyarakat didorong untuk menyukseskan program vaksinasi tahap satu dan tahap kedua. "Dan kemungkinan tahun depan booster harus kita sukseskan," jelas Rahmad. 

Disamping itu, tambah Rahmad, dalam menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2022, tidak perlu ada euforia berlebih meskipun saat ini situasi melandai. 

"Kita tidak boleh lengah sama sekali, justru setelah ditemukan Omicron kita tingkatkan kewaspadaan, tidak boleh merayakan Nataru dengan berlebih. Bahkan saran saya, jangan lakukan kegiatan yang bermobilitas tinggi, mengurangi keramaian dan lebih baik di rumah, beraktifitas di dalam kota, tidak mudik demi keselamatan kita semua," tandas Rahmad Handoyo. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan kasus pertama varian Omicron. Adalah petugas pembersih di Wisma Atlet yang dinyatakan positif COVID-19 pada 8 Desember 2021. Pasien yang terpapar Omicron disebut tidak memiliki gejala COVID-19 sama sekali.

"Orang ini tanpa gejala dan mereka masih sehat, tidak ada batuk, tidak ada demam," beber Menkes dalam konferensi pers Kamis, 16 Desember. 

Menkes menuturkan, sebelumnya, ada tiga orang yang dites. Namun dua di antaranya tidak terkonfirmasi COVID-19 Omicron.

"Jadi kembali, ada tiga orang pekerja pembersih di Wisma Atlet tanggal 8 dites PCR-nya positif, tanggal 10 dikirimkan ke Balitbangkes untuk di-genome sequencing, tanggal 15 keluar hasil WGS-nya dari tiga orang ini satu Omicron, yang dua bukan Omicron," beber Menkes.

Adapun ketiga orang tersebut kini tengah dikarantina di Wisma Atlet dan sudah dilakukan tes COVID-19 kedua kalinya dengan hasil PCR negatif.