JAKARTA - Pengunjung dan orang yang kembali ke Jepang akan dapat melalui prosedur bea cukai, imigrasi, dan karantina yang lebih sederhana dengan menggunakan perangkat lunak aplikasi mulai minggu depan, kata Badan Digital negara itu Selasa.
Wisatawan tidak perlu menyerahkan dokumen kertas CIQ jika mereka mendaftarkan diri untuk layanan "Visit Japan Web", yang dijadwalkan akan diluncurkan pada Hari Senin pekan depan, melalui smartphone dan perangkat lain sebelumnya.
Digitalisasi prosedur diharapkan dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan beban pejabat di fasilitas CIQ bandara, yang selama ini kekurangan staf, mengutip Kyodo News 14 Desember.
Wisatawan yang mendaftarkan kuesioner karantina dan deklarasi bea cukai, antara lain, berisi nama, alamat, kondisi kesehatan, dan informasi lainnya melalui aplikasi, hanya akan diminta untuk menunjukkan smartphone atau perangkat lain kepada petugas pada saat kedatangan.
Pejabat mendapatkan informasi pelancong dengan memindai kode QR di smartphone mereka atau perangkat lain. Layanan baru ini diharapkan dapat mempersingkat waktu prosedur masuk.
Aplikasi ini awalnya akan tersedia dalam bahasa Inggris dan Jepang, dengan pemerintah akan mempertimbangkan untuk menambahkan bahasa lain di mana depan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Jepang, seperti negara lain, telah memperketat kontrol perbatasannya di tengah penyebaran varian Omicron virus corona, yang diyakini lebih menular daripada jenis sebelumnya dan mampu menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin.