YOGYAKARTA - Pedagang kaki lima di kawasan Malioboro Yogyakarta yang tergabung dalam empat paguyuban menggelar penggalangan dana yang akan disalurkan kepada korban awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami dari pedagang kaki lima (PKL) Malioboro merasa terpanggil untuk menggalang dana yang nantinya disumbangkan kepada korban Gunung Semeru di Lumajang," Kata Ketua Paguyuban Angkringan Padma Malioboro Yati Dimanto di Yogyakarta dikutip Antara, Jumat, 10 Desember.
Menurut dia, penggalangan dana bagi korban bencana alam tidak hanya dilakukan sekali ini saja, tetapi rutin dilakukan oleh pedagang kaki lima untuk bencana lain, seperti saat erupsi Gunung Merapi hingga erupsi Gunung Sinabung.
"Tidak ada target dana yang bisa terkumpul, karena kondisi kami saat ini pun belum kembali membaik. Tetapi, ini semua didasarkan pada keikhlasan dari pedagang untuk membantu warga lain yang sedang ditimpa musibah," katanya.
Penggalangan bantuan akan dilakukan selama sekitar lima hari hingga satu pekan, kemudian disalurkan ke korban bencana erupsi Gunung Semeru.
"Harapannya, bantuan kami bisa sedikit meringankan beban warga yang sedang kesulitan," katanya.
Paguyuban memilih mengumpulkan dana tunai, sehingga nanti bisa digunakan sesuai kebutuhan warga yang terdampak erupsi.
BACA JUGA:
Hal senada disampaikan Ketua DPD Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Kota Yogyakarta Wawan Suhendra. Ia mengatakan penggalangan bantuan tersebut semata-mata didasarkan pada kepedulian terhadap sesama.
"Kami mengerti betul arti kesusahan dan kesulitan yang sedang dialami warga di Lumajang, karena kami juga akrab dengan kesulitan hidup, salah satunya karena pandemi yang tidak kunjung berakhir," katanya.
Warga yang sedang mengalami kesulitan, lanjut dia, membutuhkan uluran bantuan, sehingga PKL di Malioboro pun mencoba membantu dengan cara penggalangan dana.
"Kami mendoakan agar korban yang sudah berpulang diampuni dosanya, korban yang sedang sakit segera disembuhkan dan untuk masyarakat lain yang terdampak tetap bisa ikhlas dan sabar," katanya.
Di sela penggalangan dana bantuan, PKL juga melucurkan pin "Malioboro Indah Tanpa Memindah" sebagai bentuk sikap pedagang terkait rencana relokasi pedagang di Malioboro.
Menurut mereka, kawasan Malioboro bisa tetap ditata dengan indah tanpa harus memindahkan PKL yang sudah puluhan tahun berjualan di sepanjang Jalan Malioboro tersebut.