JAKARTA - Indonesia ditetapkan menjadi negara penyelaras bidang pendidikan dan penghayatan beragama setelah Menteri Agama dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (Mabims) menggelar pertemuan secara virtual hari ini.
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan amanat ini, semoga dalam waktu lima tahun ke depan dapat mencapai outcome yang optimal yaitu meningkatkan pendidikan dan memperkukuh penghayatan beragama di kalangan negara-negara Mabims," ujar Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid yang mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Antara, Rabu, 8 Desember.
Wamenag Zainut Tauhid mengatakan, Indonesia merupakan negara yang secara geografis terluas, terbanyak, dan beragam penduduknya di antara negara anggota Mabims lainnya.
Selain itu, Indonesia juga menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan begitu, ia berharap pengalaman Indonesia dapat menjadi referensi penting bagi negara Mabims dalam hal pendidikan dan penghayatan beragama.
"Selain itu, yang tak kalah penting adalah flying minutes (jam terbang) dalam rangka penetapan imkanur rukyah Mabims terbaru dapat direalisasikan pada tahun ini. Sehingga kriteria tersebut dapat kami gunakan sesegera mungkin pada tahun 2022 mendatang," kata dia.
BACA JUGA:
Dalam forum dua tahun itu dihadiri Menteri Hal Ehwal Ugama Brunei Darussalam Pehin Dato Uztaz Haji Badaruddin Othman, Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Hal Ehwal Agama) Malaysia Tuan Haji Idris bin Ahmad, dan Menteri Pembangunan Sosial Keluarga, Menteri Kedua Kesihatan, dan Menteri Bertanggung Jawab Masyarakat Islam Singapura Encik Masagos Zulkifli bin Masagos Muhammad.
Turut hadir pula Menteri Senior Penanggung Jawab Misi Khusus Urusan Islam Kerajaan Kamboja Oknha Datuk Dr. Othsman Hassan, para Pejabat Kanan Kementerian Hal Ehwal Agama negara-negara MABIMS, serta Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.
Ia berharap dengan adanya pertemuan ini serta program kerja dua negara membuat hubungan di antara Menteri Mabims dapat terjalin lebih akrab.
"Tidak hanya bertemu dalam forum Mabims dua tahunan, namun dapat bertemu sewaktu-waktu baik secara bilateral maupun multilateral," kata Wamenag.