Bagikan:

SOLO - Kota Solo belum menerapkan isolasi terpusat menyusul munculnya klaster pembelajaran tatap muka (PTM) sebagai hasil surveilans atau pengamatan kegiatan pendidikan tersebut.

"Orang tua nggak setuju," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah dikutip Antara, Senin, 7 Desember.

Namun menurutnya, sejauh ini jumlah kasus positif COVID-19 dari kegiatan surveilans tahap kedua belum ada penambahan, dengan data terakhir sebanyak 31 kasus.

"Belum, belum, masih itu," sambung Gibran.

Bila kasus tetap mengalami kenaikan maka sekolah harus ditutup hingga proses penelusuran kontak selesai dilakukan.

"Kasus naik kan karena OTG anak sekolah," ujar Gibran.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan upaya penelusuran kontak pada kasus yang ditemukan dari kegiatan surveilans ini bisa terselesaikan secara tuntas.

"Semua dari lokus sudah dilakukan, mudah-mudahan ini yang terakhir sehingga minggu ini sudah 'clear' (tuntas). Sebanyak 31 kasus positif ini dari 1.300 sampel yang kami ambil dari 30 sekolah," katanya.