Bagikan:

JAKARTA - Eka Kurniawan menyoroti kasus seorang mahasiswa yang meninggal bunuh diri di makam ayahnya lantaran depresi karena diduga menjadi korban pemerkosaan oleh oknum aparat dan viral di sosial media Twitter.

Oknum tersebut dilakukan anggota polisi bernama Randy Bagus Hari Sasongko yang berpangkat Bripda. Diduga Randy menyuruh pacarnya, Novia Widyasari melakukan aborsi atas janin yang dikandungnya. Novia akhirnya stres berat dan depresi hingga mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Eka Kurniawan melalui akun Twitternya, @gnolbo mengkritik pernyataan Polisi saat konferensi pers. Polri menyatakan akan menindak tegas oknum RB pasca bunuh diri mahasiswi di Mojokerto, Jawa Timur.

Penulis karya-karya besar, seperti Lelaki Harimau, Cantik Itu Luka, juga Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas itu kemudian membagikan unggahan Divisi Humas Polri. Dalam informasi yang tertulis, polisi mengatakan, Polri melalui Polda Jatim bergerak terkait kasus bunuh diri seorang mahasiswi berinisial NWR di area pemakaman Dusun Sugihan, Desa Campak, Kecamatan Suko, Kabupaten Mojokerto.

Yang disoroti Eka, adalah pemilihan bahasa yang diungkap polisi.

"bergerak cepat", "oknum", "perbuatan layaknya suami-istri". Membaca cara polisi berbahasa saja, kita tahu salah satu masalahnya di mana: DI POLISI!," tulis Eka yang dikutip dari laman Twitternya, Minggu, 5 Desember.

Hingga pukul 12.15 WIB cuitan Eka telah di komentari 78 orang, reetweets 3.750 kali, dan disukai 6.800 netizen. Netizen pantas memprotes Polri yang menyatakan demikian.

"Apa susahnya sih ngomong PERKOSA? Perbuatan suami istri emanganya diperkosa/merkosa??????," balas Tasya dengan akun @scientificmeme.

Polisi juga dinilai tengah membela diri bukan menegakkan hukum. "Press release hanya untuk menyelamatkan muka, bukan menegakkan keadilan," tulis akun @M__ikhwan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus ini mencuat dengan deras setelah menjadi trending topik di Twitter dan instagram sejak Jumat hingga Sabtu, 4 Desember, dengan tagar #SAVENOVIAWIDYASARI.

Saat itu, Novia Widyasari diduga menjadi korban pemerkosaan oknum polisi dan depresi karena dipaksa melakukan aborsi dan ditekan oleh keluarga pelaku. Novi lantas bunuh diri dengan menenggak racun di makam ayahnya.