JAKARTA - Keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang memutuskan mengusung Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan, mendapat perlawanan. Ketua Pengurus Anak Cabang PDIP Medan Johor, Gumana Lubis menyatakan tetap mendukung Akhyar Nasution, eks kader PDIP yang menyeberang ke Demokrat;.
“Dia (Akhyar) pejuang partai, dia kader terbaik Kota Medan dan pantas dicalonkan,” kata Gumana saat dihubungi, Selasa, 11 Agustus.
Gumana mempersoalkan keputusan calon wali kota/wakil wali kota Medan yang dinilai tidak sesuai dengan usul dari kader/pengurus daerah. DPP PDIP menurutnya harus menyerap aspirasi, bukan memutuskan sesuatu yang dianggap berbeda dengan keinginan kader.
“DPP mengeluarkan rekomendasi di luar yang diusulkan DPC,” sebutnya.
Soal dukungan terhadap Akhyar, Gumana mengaku belum berbicara dengan Djarot Saiful Hidayat yang kini menjabat Ketua DPD PDIP Sumut. Tapi Gumana mengaku siap bila partai menjatuhkan sanksi atas pilihan politiknya di Pilkada Medan.
“Saya ngga perlu takut. Kalau ada sanksi organsiasi partai yang diberikan saya siap. Akhyar ini kader PDIP, senior partai jadi wajar saya mendukung,” katanya.
BACA JUGA:
Dukungan terhadap Akhyar—saat ini Plt Wali Kota Medan— diklaim Gumana juga disuarakan pengurus PDIP di Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Amplas, Medan Deli dan Medan Denai.
“Kita lihat dari basis kader partai dan anggota partai saya nyatakan mengambil kesimpulan, lebih 65 persen mendukung Akhyar,” sambungnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menjelaskan alasan partai tidak mencalonkan Akhyar Nasution di Pilkada Medan. Hasto menyebut, keputusan ini diambil setelah PDIP melakukan pemetaan politik.
“Kami melihat ada dugaan berkaitan dengan persoalan yang membuat yang bersangkutan (Akhyar, red) tidak bisa dicalonkan. Selain karena ambisi kekuasaan juga ada indikasi dugaan berkaitan dengan faktor hukum tersebut,” ujar Hasto.