Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov menegaskan, Mskow tidak akan menyerang negara mana pun terlebih dahulu, dengan dugaan ancaman Rusia ke Ukraina secara artifisial dibuat di Amerika Serikat untuk membenarkan kegagalan Presiden Volodymyr Zelensky.

Duta Besar Antonov juga berbagi, Rusia telah berulang kali bertanya kepada AS tentang bagaimana rencananya untuk membantu pembentukan perdamaian di timur Ukraina, keinginan yang telah diungkapkan Washington lebih dari sekali tahun ini. Diplomat itu mencatat, sejauh ini AS hanya memperluas bermacam-macam peralatan militer dan senjata yang dipasok ke Angkatan Darat Ukraina.

Selain itu, diplomat tersebut juga mencatat Gedung Putih terus bersikeras untuk mengirim peralatan pertahanan ke Ukraina, sambil memasukkan senjata serang seperti peluncur rudal anti-kendaraan Javelin.

“(Mereka mungkin mencobanya), mengandalkan fakta (militer Rusia) tidak akan menanggapi serangan karena takut akan potensi NATO. Saya ingin menyoroti dengan tegas, ini adalah khayalan yang sangat berbahaya," ujarnya mengutip Sputnik News 28 November.

Pernyataan Antonov menjadi panas menyusul berbagai laporan di media AS yang mengklaim, Rusia sedang membangun kekuatan militernya di perbatasan dengan Ukraina. Beberapa pejabat Washington telah menyatakan keprihatinan, terkait kemungkinan Kremlin merencanakan serangan terhadap Ukraina. Sementara anggota parlemen AS telah mengusulkan untuk menanggapi dengan keras upaya semacam itu.

Kremlin, pada gilirannya, mengutuk tuduhan itu sebagai 'histeria anti-Rusia' dan mengecam laporan media sebagai 'kampanye berita palsu'. Moskow lebih lanjut menekankan, pergerakan pasukan Rusia di dalam batas-batas perbatasan negara tidak boleh menjadi perhatian siapa pun, membantah klaim serangan terhadap Ukraina sudah dekat.

Sebelumnya, Washington menyatakan keprihatinan atas laporan peningkatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina, berjanji untuk menanggapi jika Moskow akan melancarkan serangan terhadap tetangganya.