JAKARTA - Seorang mantan pejabat tinggi intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri, mengatakan bahwa sekelompok orang dikirim ke Kanada untuk mencoba membunuhnya. Mereka diketahui datang ke Kanada beberapa hari setelah jurnalis Jamal Khashoggi tewas. Ia menuding para pembunuh itu adalah suruhan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Melansir CNN, Jumat 7 Agustus, Aljabri menuduh MBS panggilan Mohammed bin Salman sudah memerintahkan kelompok pembunuh bayaran untuk memburunya sejak ia melarikan diri dari Arab lebih dari setahun lalu. Dirinya juga menyampaikan sebelumnya pernah menolak ajakan Putra Mahkota untuk kembali pulang ke negaranya. Selain itu ia juga mengaku diburu banyak orang yang berada di balik operasi pembunuhan Khashoggi.
Menurut laporan Aljabri, Mohammed bin Salman memintanya segera kembali ke Arab Saudi lewat pesan singkat. Ketika ia menolak, Putra Mahkota meningkatkan ancamannya dengan mengatakan mereka akan melakukan segala cara dan mengancam akan mengambil tindakan yang berbahaya. Putra Mahkota juga melarang anak-anak Aljabri meninggalkan Arab Saudi.
Kelompok intelijen Amerika Serikat (AS) telah melacak aksi balas dendam Putra Mahkota terhadap Aljabri. "Semua orang tahu itu. Mereka tahu Mohammed bin Salman ingin menarik Aljabri kembali ke Arab Saudi namun gagal. Mohammed bin Salman akan berusaha menemukan caranya dengan maksud untuk menyakitinya," kata salah seorang pejabat intelijen AS.
Sembilan bulan sebelum laporan Aljabri terkait upaya pembunuhan, FBI sudah memperingatkan Khalid, putra Aljabri tentang ancaman terhadap ayah dan keluarganya. Saat tiba di Boston, Khalid dikawal ke sebuah pertemuan dengan dua agen FBI, di mana dia diberitahu tentang kabar itu.
Pengaduan Aljabri mengatakan bahwa sekitar dua minggu setelah Khashoggi terbunuh pada 2 Oktober 2018, 15 warga negara Arab Saudi tiba di Bandara Internasional Ottawa dengan visa turis. Di antara mereka, Aljabri menuduh, ada beberapa spesialis forensik yang membawa "dua tas alat forensik" di dalam koper mereka.
Menurut pengaduan tersebut, tim pemburu berpisah ketika mereka mendekati area bea cukai. Mereka sempat menimbulkan kecurigaan otoritas Kanada yang diduga menemukan bukti foto yang menunjukkan beberapa anggota.
Setelah memanggil pengacara dari kedutaan Arab Saudi, mereka setuju untuk dideportasi kembali ke Arab Saudi. Namun satu orang melanjutkan perjalanan di Kanada dengan paspor diplomatik, kata Aljabri.
Misi itu, kata Aljabri, diawasi oleh Saud al-Qahtani, seseorang yang diberi sanksi oleh Departemen Keuangan karena merencanakan dan melaksanakan pembunuhan Khashoggi. Seorang pejabat lainnya yang disebut Aljabri, adalah Ahmed al-Assiri, orang lingkaran dalam Putra Mahkota dan dibebaskan dari tugasnya setelah Khashoggi dibunuh. Tidak ada yang mendapat hukuman yang lebih tegas.
Komentar dari Kanada
Seorang menteri kabinet Kanada menolak mengomentari tuduhan spesifik yang dibuat oleh Aljabri yang telah melakukan proses hukum. Namun ia mengetahui warga negara asing yang mencoba memantau dan mengancam orang-orang di Kanada.
"Ini benar-benar tidak dapat diterima dan kami tidak akan pernah menoleransi aktor asing yang mengancam keamanan nasional Kanada atau keselamatan warga dan penduduk kami," kata Bill Blair, Menteri Keselamatan Publik dan Kesiapsiagaan Darurat Kanada.
Aljabri juga mengatakan bahwa Mohammed bin Salman menggunakan yayasan nirlaba miliknya dan orang yang memimpin organisasi tersebut, Bader Alasaker, untuk menemukan Aljabri. Mantan rekan Aljabri, Bijad Alharbi, diketahui menjadi orang yang melacak keberadaan Aljabri di Toronto setelah berbicara dengan putranya di Boston.
BACA JUGA:
Meski upaya tim pembunuh untuk memasuki Kanada untuk membunuhnya gagal, kata Aljabri, dia yakin misi itu terus berlanjut. Dia mengklaim Putra Mahkota Arab Saudi tersebut sekarang telah mendapatkan fatwa yang memungkinkannya membunuh Aljabri.
Sementara Aljabri juga menuduh MBS melakukan upaya lain untuk menemuinya di Kanada. Termasuk mengirim agen melintasi perbatasan dengan AS melalui darat.