SAMARINDA - Seluruh wilayah di Provinsi Kalimantan Timur telah berstatus dalam zona kuning COVID-19 atau jumlah pasien terkonfirmasi positif menjalani perawatan kurang dari 25 orang berdasarkan update kasus harian.
Juru bicara Satgas COVID-19 Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak menyampaikan wilayah Kabupaten Kutai Barat menjadi daerah terakhir yang masuk dalam zona kuning dengan jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat 22 orang.
"Sehari sebelumnya Kubar masih bersatus zona orange, dan kami bersyukur saat ini telah terjadi penurunan kasus dan sudah masuk dalam zona kuning," kata Andi Muhammad Ishak di Samarinda dikutip Antara, Senin, 15 November.
Namun demikian ditegaskan Andi wilayah Mahakam Ulu yang sebelumnya berstatus zona hijau atau zero kasus, saat ini sudah berubah ke zona kuning dengan pasien yang dirawat satu orang.
Menurut Andi berdasarkan update kasus harian pada Senin, 15 November, kasus kesembuhan bertambah 21 kasus sedangkan kasus terkonfirmasi positif bertambah 11 kasus.
BACA JUGA:
-
| BERITA
MA Kurangi Hukuman Rizieq Shihab di Kasus UMMI Jadi 2 Tahun Penjara
15 November 2021, 21:43 -
| BERITA
Novel Baswedan Ceramahi Bupati Banyumas Achmad Husein: Takut Kena OTT? Ya Jangan Terima Suap
15 November 2021, 10:24 -
| BERITA
Makna kehadiran Anies di Jawa Timur: Bagian Safari Politik Menuju 2024
15 November 2021, 10:13 -
| BERITA
Dua Ledakan Guncang Afghanistan, Taliban Gelar Parade Militer di Kabul
15 November 2021, 09:45
Dengan adanya tambahan kasus baru itu menjadikan akumulasi kasus terkonfirnasi positif COVID-19 di Kaltim sebanyak 158.131 kasus, sedangkan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 152.597 kasus.
"Untuk kasus meninggal dunia kembali tidak terjadi penambahan kasus baru, sehingga jumlah total kasus meninggal dunia di Kaltim masih dalam angka 4.541 orang," beber Andi.
Andi mengaku bersyukur kasus COVID-19 di Kaltim terus terjadi penurunan, saat ini pasien ini pasien yang masih menjalani perawatan berjumlah 83 orang.
"Kami tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tertib menjalankan protokol kesehatan, mengingat potensi ledakan kasus masih ada, khususnya bila masyarakat dalam kondisi lengah," tegas Andi Muhammad Ishak.
