JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Juni 2020 mengalami anjlok sebesar 88,82 persen. Jumlah kunjangan per Juni hanya 160,28 ribu, sedangkan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 1,43 juta.
Kepada BPS Suhariyanto mengatakan, jika dibandingkan dengan Mei, jumlah kunjungan wisman pada Juni juga mengalami penurunan sebesar 2,06 persen.
Sedangkan, kata Suhariyanto, secara kumulatif Januari hingga Juni, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,09 juta kunjungan atau turun 59,96 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yakni 7,72 juta kunjungan.
"Dampak COVID-19 luar biasa dalamnya sejak Februari dan recovery (pemulihan) butuh waktu panjang," katanya, dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 3 Agustus.
Suhariyanto mengatakan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Juni 2020 mencapai rata-rata 19,70 persen atau turun 32,57 poin dibandingkan dengan TPK Juni 2019 yang tercatat sebesar 52,27 persen.
Selain itu, jika dibanding TPK Mei 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 5,25 poin.
"Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Juni 2020 tercatat sebesar 1,69 hari, terjadi penurunan sebesar 0,08 poin jika dibandingkan keadaan Juni 2019," tuturnya.
Mulai Ada Pergerakan di Sektor Pariwisata
Menurut Suhariyanto, mayoritas wisman datang melalui pintu masuk udara, yakni 1,46 ribu kunjungan. Jumlah kunjungan wisman melalui udara pada Juni tercatat naik 198,57 persen dibandingkan Mei, yakni 489 ribu kunjungan. Namun, masih turun 99,82 persen dibandingkan Juni sebanyak 829,06 ribu kunjungan.
Persentase kenaikan tertinggi terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Bandara Sultan Badarudin II, Sumatera Selatan, dan Bandara Juanda, Jawa Timur. "Kenaikan ini terjadi di seluruh pintu masuk udara, kecuali Ngurah Rai, Bali, yang mengalami penurunan 70,59 persen," ucapnya.
Kemudian, jumlah wisatawan yang datang melalui pintu masuk laut sebanyak 49,47 ribu kunjungan. Sedangkan, wisman yang datang melalui pintu masuk laut pada Juni 2020 turun sebesar 87,19 persen dari dari 386,15 ribu kunjungan di Juni 2019 menjadi 49,47 ribu kunjungan.
Namun, kata Suhariyanto, jika dibandingkan Mei, jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk laut mengalami kenaikan sebesar 2,13 persen. Sedangkan, wisman yang masuk melalui jalur darat sebanyak 109,36 ribu kunjungan. Wisman yang berkunjung melalui pintu masuk darat pada Juni 2020 berkurang 50,04 persen dari dari 218,88 ribu di Juni 2019 menjadi hanya 109,36 ribu kunjungan tahun ini.
BACA JUGA:
Sementara itu, jika dibandingkan Mei 2020 jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk darat juga berkurang 4,68 persen. Menurut Suhariyanto, kenaikan kunjungan melalui pintu masuk udara dan laut secara bulanan menandakan kunjungan wisman mulai bergeliat, meskipun pandemi COVID-19 belum usai. Ia menilai, peningkatan ini dipicu oleh kebijakan pemerintah terkait pelonggaran pembatasan sosial atau PSBB transisi.
"Ada pergerakan, tapi posisinya masih jauh dari normal. Jadi, kita masih harus kerja keras untuk tarik wisman ke Indonesia. Kuncinya, COVID-19 harus berlalu dan penerapan protokol kesehatan," ucapnya.
Di sisi lain, kata Suhariyanto, berdasarkan kebangsaan kunjungan wisman, paling banyak berasal dari Timor Leste sebanyak 82,48 ribu kunjungan, setara 51,46 persen dari total kunjungan.
Diikuti Malaysia 62,76 ribu kunjungan, setara 39,15 persen, China 2,06 ribu kunjungan, setara 1,29 persen, Filipina 1,16 ribu kunjungan, setara 0,97 persen, dan Papua Nugini 1,26 ribu kunjungan, setara 0,79 persen.