Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara bertahap bakal melakukan upaya untuk membuka kembali sektor pariwisata mereka yang lesu akibat pandemi COVID-19. Hanya saja, Ketua Satgas COVID-19 DIY, Biwara Yuswantana menegaskan pihaknya tak akan terburu-buru untuk membuka kembali pariwisata di kota gudeg tersebut tanpa kalkulasi dan persiapan yang matang.

Biwara mengatakan pemerintah Yogyakarta saat ini masih terus melakukan tahap uji coba dan simulasi untuk memastikan lokasi wisata termasuk hotel, rumah makan, tempat perbelanjaan, dan sarana pendukung lainnya siap kembali dibuka dan didatangi wisatawan meski pandemi COVID-19 masih terjadi.

Nantinya, sambung dia, akan terdapat tim verifikasi dan penegakan hukum yang bertugas menilai kesiapan tempat-tempat tersebut terutama kesiapan menerapkan protokol kesehatan.

"Ada tim verifikasi dan ada bidang penegakan hukum itu melakukan verifikasi ke hotel-hotel, ke obyek-obyek untuk menilai, mengevaluasi, sejauh mana kesiapan dari perangkat-perangkat yang diperlukan untuk penerapan protokol kesehatan," kata Biwara seperti dikutip dari situs www.covid19.go.id, Senin, 27 Juli.

Selain itu, Biwara mengatakan pelaku usaha di sektor pariwisata serta masyarakat nantinya akan diberikan edukasi dan sosialisasi dengan memanfaatkan media televisi dan media sosial. Tujuannya, agar masyarakat sudah bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru ketika industri pariwisata mulai beroperasi kembali.

Dia juga mengatakan pemerintah Yogyakarta kini tengah mengembangkan aplikasi bernama Jogja Pass untuk memantau dan mendata wisatawan yang masuk ke lokasi wisata.

"Kalau sudah misalnya 50 persen (kapasitasnya, red) nanti akan ditutup karena sudah terdata secara sistematis," tegasnya.

Lebih lanjut, Juru Bicara Satgas Penanganan Dampak COVID-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Julianno Gema mengatakan nantinya upaya pemerintah daerah untuk menggerakkan sektor pariwista akan dibantu oleh pemerintah pusat. Selain program padat karya yang diperuntukkan bagi pekerja di sektor pariwisata, nantinya ada bantuan stimulus yang disiapkan bagi calon wisatawan.

"Misalnya kita berikan potongan tiket pesawat terbang begitu ya. Kemudian ada voucher juga untuk restoran dan hotel sehingga nantinya wisatawan domestik tertarik untuk ke sana," ujar Ari.

Meski begitu, dia tetap mengingatkan seluruh daerah yang akan membuka kembali tempat wisata mereka untuk memperhatikan penerapan protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster baru penyebaran COVID-19.

Para penyedia layanan jasa pariwisata dan para wisatawan, sambung Ari, harus mengikuti panduan dalam program Cleanliness, Healthy, Safety, and Environment (CHSE) yang dimiliki oleh Kemenparekraf. Dengan mengikuti panduan ini diharapkan kualitas dan kenyamanan saat berwisata akan makin meningkat.

"Ketika protokol kesehatan benar-benar diterapkan secara benar, secara ketat, nah itu, mereka (wisatawan, red) baru merasa aman," pungkasnya.