Kunjungan Wisatawan Mancanegara Meningkat, BPS: Paling Banyak Lewat Jalur Darat
Tangkap layar Kepala BPS Suhariyanto. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia selama Juli naik, meskipun tipis sebesar 0,95 persen. Dari 158.256 kunjungan di bulan Juni menjadi 159.800 kunjungan di Juli.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah kunjungan wisman yang datang ke Indonesia masih sangat terbatas karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan masih banyak negara dengan larangan warganya untuk berwisata.

Selain itu, Suhariyanto berujar, minimnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, terkait langsung dengan belum terciptanya rasa aman karena pandemi COVID-19.

"Untuk secara year on year kontraksi masih sangat dalam 89,12 persen. Nampak untuk pariwisata akan butuh waktu yang lama untuk recovery kembali ke kondisi normal," katanya, saat konferensi pers secara virtual, Selasa 1 September.

Berdasarkan kedatangan, kata Suhariyanto, wisman yang datang ke Indonesia pada Juli, mayoritas menggunakan angkutan darat, sebesar 66,3 persen. Adapun yang lewat jalur udara hanya sedikit sekitar 2,5 persen. Sedangkan, yang melalui jalur laut hanya 49,9 persen.

Meskipun kunjungan wisatawan masih sepi, kata Suhariyanto, secara kumulatif Januari hingga Juli, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,25 juta kunjungan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu jumlah wisman ini masih turun sebesar 64,64 persen.

"Tentu ini perlu kami cermati dan perlu dicarikan langkah keluar karena penurunan jumlah wisman baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Itu akan berdampak pada kegiatan-kegiatan pendukung di pariwisata seperti tingkat penghunian kamar hotel, makanan, akomodasi dan sebagainya," ujar Suhariyanto.

Menurut Suhariyanto, jika dibanding dengan kunjungan pada Juni, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang melalui pintu masuk udara pada Juli mengalami kenaikan sebesar 176,71 persen.

Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara terbesar terjadi di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, dan Sam Ratulangi Manado. Di Bandara Soekarno-Hatta, kenaikan kedatangan mencapai 243 persen, sementara di bandara Sam Ratulangi sebesar 159,6 persen. Sementara di Bandara Adisucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta; Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau; dan Bandara Sultan Badarudin II, Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 100 persen.

Berdasarkan kebangsaan, kata Suhariyanto, wisman yang datang ke Indonesia paling banyak dari Timor Leste sebanyak 53,4 persen. Hal ini karena jarak negara tersebut dengan Indonesia tidak begitu jauh dan dapat ditempuh dengah jalur darat.

"Kalau kita lihat perubahan kunjungan wisman yang terbesar year on year (yoy)-nya itu adalah dari Papua Nugini 82,20 persen, kemudian Malaysia 74,82 persen, Timor Leste 18,59 persen. Tetapi yang lebih dalam dari Kuwait yaitu 100 persen, tidak ada lagi wisman dari sana. Kemudian dari selandia baru 99,83 persen, dan Australia 99,85 persen," tuturnya.