Bagikan:

ACEH - Wakil Ketua DPR Aceh Safaruddin meminta pemerintah provinsi dan masyarakat tidak lengah di tengah tren penurunan kasus COVID-19 di Aceh, namun juga perlu mewaspadai potensi lonjakan kasus gelombang ketiga.

"Di kota-kota besar sudah terdengar potensi lonjakan kasus COVID-19 gelombang ketiga, maka kita jangan lengah, perlu juga mewaspadai agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus di daerah kita," kata Safaruddin di Banda Aceh, dilansir Antara, Selasa, 9 November.

Hingga Senin, 9 November data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menunjukkan kasus COVID-19 secara akumulatif telah mencapai 38.367 orang, dengan rincian 36.226 orang telah sembuh, 2.062 orang telah meninggal dunia dan tersisa 79 orang masih dalam perawatan atau isolasi mandiri.

Dalam kesempatan ini dia mengatakan, kondisi penurunan COVID-19 patut disyukuri, sehingga hanya 82 lagi pasien infeksi yang sedang mendapatkan penanganan medis.

Namun, menurut dia, masyarakat tetap harus menyadari bahwa potensi lonjakan kasus COVID-19 gelombang ketiga seperti yang diprediksikan oleh para ahli tersebut bisa juga terjadi di Aceh. Maka cara antisipasinya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Kita bisa beraktivitas seperti biasa, tapi harus diingat juga bahwa pandemi ini belum berakhir. Kita harus melawan COVID-19 ini secara bersama-sama, hidup berdampingan dengan pandemi dengan protokol kesehatan," katanya.

Menurut dia, disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas itu sudah menjadi kewajiban bagi kita semua selama masih pandemi.

Apalagi, ke depan ini masyarakat akan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Berkaca dari lonjakan yang terjadi akibat kerumunan akhir tahun 2020, maka perlu menjaga agar mobilitas dibatasi sehingga potensi lonjakan gelombang ketiga bisa tertangani.

"Pemerintah Aceh sudah harus memikirkan langkah-langkah antisipasi lonjakan akibat dipicu kerumunan warga tanpa prokes. Mobilitas yang tinggi pada libur Natal dan Tahun Baru juga harus menjadi perhatian kita bersama untuk mencegah lonjakan akhir tahun ini," katanya.

Disamping itu, kata dia, cakupan vaksinasi COVID-19 di Tanah Rencong itu juga masih rendah. Dari target vaksinasi 4 juta jiwa penduduk Aceh, baru terealisasi sekitar 1,3 juta jiwa untuk dosis pertama, sedangkan warga yang telah melengkapi penyuntikan dengan dosis kedua baru 711.534 orang.

"Ini menjadi perhatian dan ikhtiar kita bersama untuk meningkatkan cakupan vaksinasi agar cepat terbentuk herd immunity dari COVID-19 di tengah masyarakat, sehingga cepat pula kita kembali dalam keadaan normal," katanya.