Kasus COVID-19 Jakarta Melandai, Epidemiolog: Tak Boleh Lengah
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai strategi penanganan COVID-19 di DKI Jakarta sudah benar. Hal ini dibuktikan dengan kasus harian yang terus turun.

Meski begitu, Dicky mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak lengah. Khususnya dalam menjalankan testing, tracing dan treatment (3T). Sebab, salah satu kunci penting menghadapi pandemi COVID-19 ini adalah 3T.

"Sebetulnya strategi Jakarta sudah dalam arah yang benar. Di mana testing, tracing-nya Jakarta terbaik di antara pemerintah daerah lainnya. Ini harus dijaga dan bahkan harus ditingkatkan. Ini kan proses yang lama tidak sebentar. Yang harus dijaga adalah kekuatan dari testing dan tracing itu yang kuncinya," ujarnya kepada VOI, Minggu, 15 Agustus.

Lebih lanjut, Dicky juga mengingatkan agar Gubernur DKI Anies Baswedan tak teralihkan dengan strategi-strategi yang sekunder seperti ganjil-genap, dan segala macam syarat untuk melakukan perjalanan di masa PPKM level 4 ini.

"Ke sini pakai vaksin, ke sana harus di tes, itu boleh tapi itu bukan yang utama. Yang utama itu adalah di_3T. Itu lah yang membuat banyak kota di dunia ini mengalami atau menjadi dalam level yang terkendali yang ditandai dengan positivity rate yang di bawah 5 persen. Bukan karena pembatasan macam-macam tapi karena 3T itu yang harus diperhatikan," jelasnya.

Dicky mengatakan karena Indonesia masih menghadapi dan akan menghadapi varian COVID-19 lain yang bisa lebih hebat dari varian delta, bukan hanya 3T, tetapi vaksinasi juga harus terus dijalankan.

"Walaupun Jakarta lebih baik dari daerah lain, tapi bicara suntikan ke dua masih ada PR. Khusunya untuk lansia dan komorbid. Ini kurang lebih 3 jutaan secara populasi yang belum divaksin dan ini tentu bukan hal yang mudah. Ini harus dikejar," ucapnya.

Namun, kata Dicky, tak cukup hanya dengan 3T dan vaksinasi COVID-19. Ia mengatakan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 harus juga didukung gerakan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

"5M sudah ada perbaikan namun saya kira masih perlu banyak kita perbaiki terutama masalah mobilitas, dan kerumunan keramaian yang melibatkan juga tentu banyak aspek ekonomi dan juga perkantoran," katanya.

Dicky menekankan bahwa jika Jakarta ingin mempertahankan capaian penurunan kasus COVID-19, tiga hal tersebut harus dijalankan dengan ketat dan disiplin.

"Intinya bahwa untuk mempertahankan capaian dibutuhkan 3 strategi. Pertama, 3T, 5M dan vaksinasi," ujarnya.

Sekadar informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis tambahan kasus positif COVID-19 terbaru per hari ini. Total kasus kumulatif berjumlah 3.854.354 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret. Sedangkan, kasus baru per hari ini mencapai 20.813 orang.

DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 1.182 dan total kasusnya mencapai 840.442. Sedangkan kasus sembuh tercatat 1.066 dan total kasus kumulatif mencapai 817.725. Sementara kasus meninggal 17 orang dan total kasus meninggal 13.050 orang.