Bagikan:

SUMBAR - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau warga serta wisatawan di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi dampak La Nina yang sedang menerjang Indonesia hingga Februari 2022.

"Kami yang pasti selalu siap siaga untuk menanggulangi bencana yang menimpa masyarakat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, Azman di Pariaman, Antara, Jumat, 5 November. 

Warga dan wisatawan juga harus meningkatkan kewaspadaan dengan tidak berenang di pantai ketika cuaca buruk. Kendaraan juga tidak diparkir di bawah pohon demi mencegah tertimpa ketika tumbang.

Azman juga meminta nelayan untuk melihat tanda yang dikeluarkan oleh pihak terkait sebelum melaut karena nantinya bisa terjebak badai. "Di pantai kami akan melarang wisatawan berenang dan untuk nelayan ada bendera hijau dan merah untuk menginformasikan terkait cuaca," katanya.

Ia menyampaikan pada hari ini juga terjadi angin kencang yang mengakibatkan kanopi warga Desa Santok rusak dan beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.

Ia mengatakan bencana alam di Pariaman didominasi oleh pohon tumbang akibat angin kencang sedangkan potensi bencana lainnya yaitu gempa dan tsunami.

"Kalau banjir dulu ada tapi sekarang alhamdulillah sudah tidak ada. Sedangkan longsor, itu orang yang bekerja pada pembuatan batu bata," ujarnya.

Sebelumnya peristiwa La Nina kembali hadir di Oktober 2021. La Nina adalah peristiwa meningkatnya pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Fenomena ini akibat interaksi lautan dan atmosfer/udara yang mempengaruhi cuaca dan iklim dunia secara global.

BMKG pada 29 Oktober 2021 telah menggelar Rakornas mengajak semua pihak untuk menyiapkan rencana aksi dalam menghadapinya. BMKG menyebutkan La Nina tidak sama setiap kejadiannya.

La Nina memiliki dampak yang beragam di setiap daerah dan waktu serta puncaknya belum tentu bersamaan dengan puncak dampak kejadiannya. La Nina di prediksi BMKG akan mengalami puncaknya sekitar bulan Januari dan Februari 2022.

Peristiwanya dibagi menjadi tiga kategori yaitu lemah dengan nilai kecil dari minus 0,5 - 1, moderat minus 1-2 dan kuat nilai di atas minus 2. Sejak 2010 peristiwa La Nina moderat terjadi dua kali yaitu Juni 2010 sampai dengan Februari 2011 dan September 2020 sampai dengan Januari 2021.