MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau.
"Meskipun ancaman kekeringan akibat kemarau di Kota Mataram sangat kecil, tapi berbagai potensi dampak anomali La Nina harus tetap diwaspadai," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, dilansir dari Antara, Selasa, 18 Juli.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya dua bencana kebakaran selama Juli 2023, yakni di Kelurahan Karang Baru dan Cilinaya yang dipicu karena arus pendek akibat kelalaian warga.
Terkait dengan itu, lanjutnya, masyarakat harus waspada dan antisipasi dengan menghindari hal-hal yang bisa memicu kebakaran.
Misalnya, tidak membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah, melakukan pengecekan terhadap kompor, listrik, dan alat-alat elektronik lainnya sebelum meninggalkan rumah.
"Hal itu terlihat sepele sehingga sering kali kita lalai. Namun, kelalaian kita itu bisa jadi potensi bencana kebakaran," katanya.
Apalagi, lanjutnya, anomali La Nina di mana saat musim kemarau sekarang ini terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dan disertai angin kencang.
"Perubahan cuaca yang tidak menentu ini, harus tetap diwaspadai untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan," katanya.
Lebih jauh Mahfuddin mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG fenomena La Nina mulai dirasakan, dengan terjadinya perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan.
Fenomena La Nina, katanya, bisa berdampak meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, gelombang pasang, dan longsor.
BACA JUGA:
"Beberapa waktu lalu sempat terjadi gelombang pasang di Pantai Ampenan, tapi tidak terlalu berdampak terhadap kerusakan rumah warga sekitar," katanya.