MATARAM - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG saat ini sudah masuk musim kemarau sehingga berbagai potensi dampak perubahan cuaca itu harus tetap diwaspadai.
"Meskipun ancaman kekeringan akibat kemarau di Kota Mataram sangat kecil, sebab selama ini kita belum pernah sampai pada bencana kekeringan," katanya di Mataram, dikutip dari Antara, Kamis 19 Mei.
Akan tetapi, katanya, dampak musim kemarau dirasakan ketika puncaknya dimana terjadi kekurangan air pada areal pertanian bagian utara Kota Mataram, seperti di kawasan Rembiga dan Sayang-Sayang.
Namun hal itu sudah diantisipasi oleh Dinas Pertanian dengan memberikan bantuan sumur bor kepada petani untuk memenuhi kebutuhan air ketika puncak kemarau.
"Selama ini kita tidak pernah terdampak kekeringan seperti kabupaten/kota lainnya. Apalagi untuk air minum, Alhamdulillah selalu tersedia," ujarnya.
BACA JUGA:
Kendati demikian, lanjutnya, potensi bencana kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia, karena itu musim kemarau harus tetap diwaspadai.
Ia mengatakan masyarakat harus mampu merubah perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampah yang cepat terbakar, kemudian ketika meninggalkan rumah harus memastikan kompor sudah mati, termasuk jaringan-jaringan listrik yang tidak diperlukan.
"Bencana kebakaran kerap terjadi akibat kita suka lalai," tuturnya.
Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Mahfuddin menyebutkan, selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi, dan konflik sosial.