Loyalis Akhyar: Koalisi Gemuk Bobby dari Istana, Tak Solid di Medan
Akhyar Nasution/kanan (Foto: Malo/VOI)

Bagikan:

MEDAN - Loyalis yang juga Ketua Relawan Kawan Akhyar Nasution, Suwandi Purba menegaskan kesiapan Akhyar menghadapi mantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Medan. Akhyar digadang-gadang diusung Demokrat dan PKS.

“Kesiapan Demokrat dan PKS mendukung Akhyar menurut saya karena desakan arus dari bawah, dari masyarakat Medan yang begitu besar,” ujar Suwandi saat dihubungi VOI, Jumat, 31 Juli malam.

Suwandi menegaskan, Akhyar--kader PDI Perjuangan--tak gentar menghadapi koalisi gemuk Bobby Nasution. Bobby yang hampir pasti digadang PDIP, mendapat dukungan dari NasDem, Golkar dan PAN.

“Kita tak masalah berhadapan dengan koalisi gemuk itu. Koalisi gemuk itu berasal dari istana, maka mereka di akar rumput, nggak solid, nggak utuh,” tutur Suwandi.

Soal gerilya politik Akhyar Nasution merapat ke Demokrat dan PKS, Suwandi menegaskan Plt Wali Kota Medan itu tetap berstatus anggota PDIP. Akhyar tetap mengikuti kegiatan kepartaian di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sumut. 

“Akhyar tidak pernah mau meninggalkan PDIP sebelum PDIP yang meninggalkan dia. Kalau hanya dipakaikan baju (parpol) biasa itu, umumnya kalau sudah jadi anggota partai sudah  punya KTA (kartu tanda anggota),” sambungnya.

Kini Akhyar Nasution tinggal menunggu surat keputusan resmi dari Demokrat dan PKS untuk diusung di Pilkada yang pencoblosannya digelar 9 Desember.

“Ketika dukungan itu sudah resmi, saya kira Akhyar akan serta merta langsung keluar. Nggak mungkinlah dia dicalonkan partai lain tapi masih bawa nama PDIP,” kata Suwandi

PKS masih menunggu ketuk palu dari pengurus pusat di Jakarta. Sedangkan Demokrat menyebut Akhyar calon yang punya kans memenangkan Pilkada.

"(Komunikasi politik) menguat dengan Akhyar tapi belum diputuskan dalam bentuk surat keputusan (SK). Sedang digodok DPP," kata Plt Ketua DPD PKS Medan, Salman Alfarisi.

PKS juga melakukan komunikasi dengan sejumlah (parpol) untuk penjajakan koalisi. PKS yang punya 7 kursi di DPRD Medan harus berkoalisi agar bisa memenuhi syarat mengusung calon wali kota yakni minimal 10 kursi DPRD.

Dalam penjajakan koalisi, PKS lebih intens berkomunikasi dengan Demokrat yang punya 4 kursi di DPRD Medan. Tapi PKS dalam koalisi nantinya ditegaskan Salman tetap ingin mengusung kadernya sebagai bakal calon walkot atau wakil wali kota Medan.

Sedangkan, Demokrat merespons baik bertandangnya Akhyar bertemu elite Demokrat di 14 Juni. Selain modal elektabilitas dari sejumlah survei, Akhyar dinilai mumpuni memimpin Medan.

"Beliau inkumben, survei nomor satu, peluang besar untuk menang," ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Andi Nurpati.