Terkait Organisasi Teroris FETO Dalang Kudeta yang Gagal, 97 Orang Ditangkap Aparat Keamanan Turki
JAKARTA - Pasukan keamanan Turki pada Hari Selasa menangkap sedikitnya 97 orang atas dugaan hubungan mereka dengan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kelompok yang berada dituduh berada di balik kudeta gagal pada tahun 2016 di Turki, menurut sumber keamanan.
Jaksa di Provinsi Izmir barat mengeluarkan surat perintah untuk 158 tersangka sebagai bagian dari penyelidikan infiltrasi kelompok teror di Angkatan Bersenjata Turki, kata sebuah sumber dengan syarat anonim karena pembatasan berbicara kepada media.
"97 tersangka, termasuk tentara aktif dan siswa sekolah militer, ditangkap dalam operasi serentak yang diadakan di 41 provinsi. Upaya terus mengumpulkan tersangka yang tersisa," sebut sumber tersebut mengutip Anadolu Agency 19 Oktober.
Secara terpisah, jaksa di Balikesir barat laut mengeluarkan surat perintah untuk 46 tersangka, kata sumber itu. Polisi anti-teror melancarkan operasi serentak di 55 alamat di seluruh Turki.
Tersangka, termasuk tujuh tentara aktif, seorang perwira polisi dan lima imam rahasia, dituduh beroperasi di dalam organisasi militer 'swasta', menggunakan aplikasi pesan terenkripsi ByLock milik kelompok teror itu.
Sementara itu, surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk 123 tersangka yang berkomunikasi dengan anggota kelompok teror melalui telepon umum, atau terlibat dalam kegiatan organisasi, kata jaksa di Ankara.
"Operasi simultan sedang berlangsung di 16 provinsi untuk menangkap para tersangka," tambah sumber itu.
Baca juga:
- Balas Tarik Diplomatnya dari Markas NATO, Menlu Rusia: Jika Ada Masalah Mendesak, Dapat Hubungi Duta Besar Kami
- Pengaturan Politik Afghanistan-Taliban Tidak Sesuai Harapan, Utusan AS Zalmay Khalilzad Pilih Mengundurkan Diri
- Menlu Wang Yi Dukung Riyadh Jaga Keamanan, Menlu Arab Saudi Tentang Intervensi Dalam Negeri China
- Belum Dua Tahun Dibeli dari AS, Empat Drone RQ-4 Global Hawk Korea Selatan Seharga Rp11,4 Triliun Cacat
Untuk diketahui, FETO dan pemimpinnya yang berbasis di Amerika Serikat Fetullah Gulen, mengatur kudeta gagal pada 15 Juli 2016, yang menyebabkan 251 orang tewas dan 2.734 terluka.
Ankara menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi dan peradilan.