Efektif Habisi 250 Bandit dan Tangkap 600 Gerilyawan, Nigeria Perpanjang Pemadaman Telekomunikasi
JAKARTA - Nigeria akan mempertahankan pemadaman telekomunikasi di sebagian besar kawasan barat laut negara itu, untuk membantu angkatan bersenjata menindak bandit yang bertanggung jawab atas gelombang penculikan dan serangan, sebut seorang jenderal tinggi negara itu.
Semua layanan telepon dan internet ditutup di seluruh Negara Bagian Zamfara pada awal September, dan pemadaman kemudian meluas ke sejumlah wilayah negara bagian Katsina, Sokoto dan Kaduna saat operasi militer melawan bandit semakin intensif.
Penutupan jaringan telekomunikasi telah mempersulit untuk mengetahui apa yang terjadi di daerah yang terkena dampak, dan telah mengganggu kehidupan sehari-hari dan bisnis bagi jutaan orang.
"Telekomunikasi di barat laut ditutup karena kebutuhan. Kami telah mencapai keberhasilan dalam periode ini," kata Lucky Irabor, kepala staf pertahanan Nigeria, mengutip Reuters 14 Oktober.
"Jadi penutupan akan tetap selama itu diperlukan. Penutupan lebih merupakan berkah dari apa pun," sambungnya.
Geng bandit yang berkemah di hutan terpencil dan bepergian dengan sepeda motor telah menculik lebih dari 1.100 anak dari sekolah, menargetkan penduduk desa dan orang-orang yang bepergian melalui jalan darat. Dalam kebanyakan kasus, mereka menuntut uang tebusan, dan banyak yang telah dibayar meskipun rinciannya jarang dipublikasikan.
Irabor mengatakan, angkatan bersenjata telah membunuh 250 bandit di barat laut sejak pemadaman dimulai.
Dia juga mengatakan lebih dari 600 gerilyawan telah ditangkap selama periode tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Tidak jelas apakah dia mengacu pada bandit atau pemberontak ISIS, yang sebagian besar terkonsentrasi di timur laut daripada barat laut.
Kamis pekan lalu, aparat keamanan Nigeria berhasil menyelamatkan 187 orang yang telah diculik dan disandera oleh geng-geng bersenjata di Negara Bagian Zamfara di barat laut, kata polisi, setelah pihak berwenang melancarkan operasi keamanan terhadap para penculik.
Sejak Desember tahun lalu, Zamfara telah menjadi pusat penculikan yang sering disertai kekerasan oleh bandit bersenjata berat yang menargetkan sekolah, desa, dan orang-orang yang bepergian di jalan raya untuk meminta tebusan.
Baca juga:
- Tegas ke China, Menteri Pertahanan Taiwan: Kami Tidak akan Memicu Perang, Tapi Siap Hadapi Musuh
- Intelijen Iran Tangkap 10 Mata-mata Asing, Nama Azerbaijan, Israel hingga Amerika Serikat Disebut-sebut
- Sebut Tidak Larang Utusan Khusus ASEAN Kunjungi Myanmar, Rezim Militer Larang Pertemuan dengan Aung San Suu Kyi
- Ismail Haniyeh Telepon Tahanan Palestina di Penjara Israel yang Mogok Makan, Hamas Pastikan Prioritas Pembebasan
Pemerintah bulan lalu menutup jaringan telekomunikasi di Zamfara dan negara bagian lainnya, untuk mengganggu koordinasi dan komunikasi antar geng bersenjata.
Mohammed Shehu, juru bicara polisi untuk Zamfara mengatakan dalam sebuah pernyataan, sekitar 187 orang, termasuk wanita dan anak-anak, telah ditangkap oleh penculik dari empat wilayah pemerintah daerah di negara bagian itu beberapa minggu lalu.
"Polisi dan badan keamanan lainnya telah melakukan serangan di lokasi bandit yang teridentifikasi di berbagai bagian negara bagian, dengan tujuan untuk membersihkan negara dari semua kegiatan bandit bandel dan elemen kriminal lainnya," jelas Shehu