Hadiri Pertemuan Tingkat Tinggi HUT ke-60 Gerakan Non Blok, Menlu Retno Ingatkan Dasa Sila Bandung

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut 10 Prinsip Bandung atau Dasa Sila Bandung menjadi bekal penting dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk saat ini.

Hal ini disampaikan oleh Menlu Retno dalam Pertemuan Tingkat Tinggi merayakan hari lahir Gerakan Non Blok yang digelar di Beograd, Serbia pada 11-12 Oktober.

Menlu Retno mengatakan, 60 tahun berlalu sejak Gerakan Non Blok didirikan, tantangan yang dihadapi tetap ada, berlipat ganda, termasuk dengan adanya pandemi COVID-19 dan perubahan iklim.

Namun dikatakannya, 10 Prinsip Bandung atau Dasa Sila Bandung yang tak lekang oleh zaman, memiliki seperangkat nilai dalam menghadapi tantangan zaman, setidanya di tiga bidang.

"Pertama, mempromosikan kesetaraan antar bangsa. Ketimpangan akses terhadap vaksin terus berlangsung. Diskriminasi dan politisasi vaksin semakin memperlebar ketimpangan dan menciptakan pemulihan yang tidak merata," ujarnya dalam keteranga tertulis Kementerian Luar Negeri Senin 11 Oktober.

'Kesetaraan dan keadilan vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan kita," sambungnya.

Menlu Retno mengatakan, Dasa Sila Bandung menyerukan kesetaraan di antara semua bangsa. Karena itu, Gerakan Non Blok harus bertindak dalam persatuan dan solidaritas, untuk mendorong pemerataan distribusi dan akses vaksin yang setara.

Berikutnya, Menlu Retno menyebut Dasa Sila Bandung juga mengedepankan nilai-nilai kerja sama. Dijelaskannya, persaingan geopolitik mengancam cara kita bekerja sama dalam mengatasi pandemi dan tantangan global lainnya

"Tantangan terbesar kemanusiaan, perubahan iklim, tidak dapat diatasi dengan pendekatan zero-sum. Dasa Sila Bandung mengajak kita untuk mengedepankan kepentingan bersama dan kerja sama," papar Menlu Retno.

Ketiga, Dasa Sila Bandung menggaris bawahi penghormatan terhadap keadilan. Menurutnya, Prinsip Bandung mengamanatkan Gerakan Non Blok untuk mendukung Palestina dalam memperjuangkan keadilan.

Dalam kesempatan kali ini, Menlu Retno juga mengajak negara-negara Gerakan Non Blok untuk mendukung Indonesia dalam menominasikan arsip KTT GNB ke-1 1961 di Beograd sebagai Memori Dunia UNESCO.

"Biarlah sejarah gerakan ini mengingatkan kita akan nilai-nilai kita, cita-cita dan prinsip kita. Pastikan nilai-nilai, cita-cita dan prinsip-prinsip tersebut terpenuhi," tukas Menlu Retno.

"Presiden Soekarno, salah satu pendiri Gerakan Non Blok pernah berkata, 'jangan pernah melupakan sejarah. Bersama-sama kita dapat membangun dunia yang lebih baik dan lebih kuat," pungkasnya.