Keluarga Tiga Anak Korban Dugaan Pemerkosaan Luwu Timur Serahkan Bukti Baru Selasa Depan

JAKARTA - Keluarga tiga anak yang dikabarkan jadi korban pemerkosaan di Luwu Timur bakal menyerahkan bukti baru ke polisi. Tujuannya agar polisi membuka kembali proses penyelidikan.

"Keluarga dari tiga anak itu akan memberikan bukti baru hari Selasa 12 Oktober. Polres akan menunggu alat bukti itu diserahkan," ujar Kapolres Luwu Timur AKBP Silvester Simamora kepada VOI, Sabtu, 9 Oktober.

Meski demikian, belum bisa dipastikan bentuk dari alat bukti baru yang bakal diserahkan oleh pihak keluarga. Tapi kemungkinan, bukti itu berupa hasil visum medis.

Terlepas dari bentuk alat bukti, kata Silvester, pihaknya akan menelitinya dulu setelah bukti itu diserahkan. Kemudian, akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan bisa atau tidaknya alat bukti itu menjadi dasar untuk kembali menyelidiki kasus dugaan pemerkosaan tersebut.

"Polres akan meneliti bukti yang bakal diberikan itu dan melalukan gelar perkara guna menentukan bisa atau tidak dibuka kembali," kata Silvester.

Sebelumnya, Polri menegaskan penanganan kasus dugaan pemerkosaan tiga anak di bawah umur yang terjadi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Baik dari proses penerimaan laporan, penyelidikan, hingga penghentian penyelidikan.

"Penanganan kasus berjalan sesuai prosedur yang berlaku," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono.

Kasus dugaan pemerkosaan itu, kata Argo, dimulai dari penerimaan laporan polisi (LP) oleh Polres Luwu Timur, pada 9 Oktober 2019. Laporan itu pun langsung ditindaklanjuti.

Proses penyelidikan dimulai dengan pemeriksaan secara medis dan psikologis ketiga anak yang diduga menjadi korban. Mereka diperiksa atau Visum Et Repertum bersama dengan ibunya serta petugas P2TP2A Kabupaten Luwu Timur.

"Hasil pemeriksaan atau visum dengan hasil ketiga anak tersebut tidak ada kelainan dan tidak tampak adanya tanda-tanda kekerasan," ungkap Argo.

Selain itu, dari hasil laporan asesamen P2TP2A Kabupaten Luwu Timur, tidak ditemukan tanda-tanda trauma dari ketiga anak tersebut kepada ayahnya. Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya.