Perusahaan Induk TikTok, ByteDance Bikin e-Commerce Sendiri untuk Tantang Amazon

JAKARTA – ByteDance selaku perusahaan induk TikTok dikabarkan bakal jadi penantang terberat perusahaan raksasa e-commerce milik Jeff Bezos, Amazon. Perusahaan yang berbasis di China itu siap mendirikan platform belanja internasional. Pihak ByteDance memposting lowongan kerja besar-besaran.

Menurut laporan Gizmodo, ada lusinan lowongan pekerjaan yang baru-baru ini di-posting. Meski demikian detail terkait proyek tersebut masih relatif sedikit. Hingga saat ini ByteDance belum memberikan keterangan yang lebih terperinci.

Terkait rencana ByteDance, The Passage mengungkapkan bahwa perusahaan induk TikTok itu berencana meluncurkan aplikasi e-commerce dalam waktu dekat. Menurut sumber yang mengetahui informasi tersebut menyamakan proyek tersebut dengan AliExpress yang punya pasar langsung ke konsumen Alibaba.

Saat ini ByteDance sedang tahap proses pengerjaan proyek e-commerce tersebut. Nantinya, TikTok akan menampilkan iklan dari e-commerce dan bisa dibeli di platform TikTok.

Kemungkinan besar e-commerce itu akan terintegrasi dengan platform video pendeknya. Sebenarnya ini hampir mirip dengan Douyin yang menghadirkan layanan perdagangan dan pembayaran dalam aplikasi untuk para penggunanya.

Gizmodo mengungkapkan bahwa ByteDance membuka lowongan pekerjaan secara besar-besaran dan bukan hanya di China saja tapi juga di negara lain. Salah satu lowongannya adalah Tech Lead Manager yang akan ditempatkan di Seattle AS untuk membantu pengembangan platform e-commerce global.

E-commerce global adalah bisnis konten e-commerce dengan produk video pendek internasional sebagai operatornya,” tulis keterangan ByteDance dalam deskripsi pekerjaan.

“Ini berkomitmen untuk menjadi pilihan pertama bagi pengguna untuk menemukan dan membeli produk bagus dengan harga terjangkau,” tambah keterangan tersebut.

Pihak perusahaan juga platform e-commerce yang tengah dikembangkan tersebut bisa memberikan manfaat besar dan mampu memberikan pengalaman berbeda dalam berbelanja dengan memanfaatkan konten video pendek. Rekrutmen besar-besaran itu juga dibuka di Singapura dan Inggris.