Jabat PM Jepang, Fumio Kishida Konfirmasi Dukungan Aliansi dari Presiden Joe Biden untuk Hadapi China

JAKARTA - Perdana Menteri Jepang yang baru Fumio Kishida mengatakan pada Hari Selasa, ia menerima pesan kuat dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang komitmen untuk mempertahankan pulau-pulau kecil di Laut China Timur yang disengketakan dengan China, yakni Kepulauan Senkaku di Jepang.

Dalam pembicaraan telepon pada Selasa pagi yang berlangsung sekitar 20 menit, sekutu juga mengkonfirmasi kerja sama mereka untuk mencapai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, kata Kishida kepada wartawan di kediaman resmi perdana menteri.

"Kami menegaskan, kami akan bekerja sama menuju penguatan aliansi Jepang - AS dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Kami juga mengkonfirmasi, rencana kerja sama dengan erat pada masalah yang berkaitan dengan China dan Korea Utara," ujar PM Fumio Kishida, mengutip Reuters 5 Oktober.

"Khususnya, Presiden (Joe Biden) memberikan komentar keras tentang komitmen AS untuk membela Jepang, termasuk Pasal 5 perjanjian keamanan AS - Jepang," tambah Kishida, merujuk pada kewajiban pertahanan AS ke Jepang, yang mencakup pulau tak berpenghuni itu.

Jepang menjadi semakin khawatir tentang aktivitas China di Laut China Timur, termasuk serangan ke perairan di sekitar pulau yang disengketakan, yang dikenal sebagai Diaoyu di China.

Fumio Kishida, mantan menteri luar negeri berusia 64 tahun dengan citra sebagai pembangun konsensus, meluncurkan jajaran kabinet yang didominasi oleh sekutu mantan perdana menteri Shinzo Abe dan mantan menteri keuangan Taro Aso.

Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, saudara laki-laki Abe, mempertahankan posisinya, seperti yang dilakukan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi, yang mencerminkan niat Kishida untuk melanjutkan dorongan Abe untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan Washington sambil mempertahankan hubungan perdagangan dengan China. Ini sudah diprediksi sebelumnya.

Perdana menteri baru juga diharapkan untuk memperdalam keterlibatan dengan Amerika Serikat, Australia, India dan Jepang, aliansi yang dikenal sebagai Quad, yang dilihat Beijing sebagai upaya untuk menahan kebangkitannya.

Selain itu, PM Kishida mengatakan memperoleh kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh, langkah kontroversial yang didukung oleh Abe, adalah pilihan yang layak dan bahwa dia akan menunjuk seorang pembantu untuk memantau perlakuan China terhadap minoritas Uyghurnya. China membantah tuduhan pelecehan.

Masalah regional yang paling mendesak untuk aliansi Amerika Serikat - Jepang adalah ketegangan atas Taiwan, yang telah melaporkan 148 pesawat angkatan udara China di zona identifikasi pertahanan udara selama empat hari mulai Jumat.

Salah satu penunjukan Kishida yang paling menarik perhatian adalah jabatan baru menteri keamanan ekonomi. Kishida mengisinya dengan Takayuki Kobayashi, seorang lulusan Harvard's Kennedy School dan Universitas Tokyo berusia 46 tahun, yang telah mengerjakan kebijakan yang ditujukan untuk melindungi teknologi sensitif dari China di berbagai bidang seperti rantai pasokan dan keamanan siber.

Terpisah, Gedung Putih mengonfirmasi komunikasi panggilan telepon kedua pemimpin negara pada Hari Senin kemarin, fokus pada aliansi dan perdamaian.

"Para pemimpin menegaskan kekuatan Aliansi AS-Jepang, yang merupakan landasan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Indo-Pasifik dan di seluruh dunia," sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.