DPR: Momen PON Harusnya Dimanfaatkan Pemprov Fasilitasi Tokoh Papua Menghadap Presiden
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Yan Mandenas menilai, kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX seharusnya dimanfaatkan untuk membahas penyelesaian masalah di Papua.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Papua bisa memfasilitasi para tokoh masyarakat untuk menghadap Jokowi, membicarakan soal penyelesaian masalah Papua, termasuk keamanan yang selama ini masih terjadi.
"Momen PON juga harusnya dimanfaatkan oleh Pemprov untuk memfasilitasi para tokoh masyarakat di Papua untuk menghadap Bapak Presiden, bicarakan soal penyelesaian masalah Papua. Bukannya hanya fokus pada PON, habis itu ada konflik baru kita salahkan pemerintah pusat," ujar Yan Mandenas kepada wartawan, Senin, 4 Oktober.
Terlebih, kata legislator dapil Papua itu, banyak pejabat tinggi negara berada di Papua pada pelaksanaan PON. Namun sayangnya, momentum tersebut tidak dimanfaatkan.
"Cara seperti inilah yang menunjukkan kemunafikan kita terhadap semua masalah yang terjadi di depan mata, dan sengaja kita biarkan berlarut begitu saja," kata Yan.
Baca juga:
- Polri Berencana Undang Novel Baswedan Dkk, Argo Yuwono: Tunggu Saja, Perlu Waktu
- Menunggu Novel Baswedan dkk Tanggapi Tawaran Jadi ASN Korps Bhayangkara
- Resmi Bukan Lagi Pegawai KPK, Novel Baswedan: Kami Keluar dengan Kepala Tegak Menjaga Integritas
- Dirikan IM 57+ Institute, Novel Baswedan dkk Tetap Tunggu Penjelasan Polri Soal Tawaran Jadi ASN
Akhirnya, tambah Yan, masyarakat resah dan menyelesaikannya sendiri dengan cara pandang masing-masing. Karena para pemimpin mereka pura-pura diam membisu.
"Dan hanya mencari nama besar saja tanpa mempedulikan rakyatnya yang sedang tertindas di balik gunung, lembah, pesisir pantai dan pulau-pulau di Papua," bebernya.
Yan Mandenas pun meminta kepada pihak terkait untuk melakukan audit terhadap anggaran pelaksanaan PON, lantaran diduga terjadi banyak penyimpangan.
"Usai penyelenggaraan PON XX Papua, seluruh pendanaannya harus diaudit karena banyak hal yang menyimpang," kata Yan Mandenas.