Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur seluruh arena atau venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua sudah selesai dan siap dimanfaatkan. Hal ini disampaikanya saat meresmikan tujuh venue di Jayapura, Papua pada hari ini atau Sabtu, 2 September.

"Kita patut bersyukur dan alhamdulillah, seluruh venue PON XX Papua sudah selesai dan siap dimanfaatkan untuk mendukung suksesnya pelaksanaan PON yang baru pertama kali dilaksanakan di Tanah Papua," kata Jokowi seperti dikutip dari keterangan video di YouTube Sekretariat Presiden.

Selain itu, rasa syukur juga dia sampaikan karena Papua sekarang memiliki arena olahraga dengan standar internasional. "Mulai dari Istora Papua Bangkit, arena akuatik, arena kriket, arena hoki, arena dayung, arena panahan, sampai arena sepatu roda," ujar eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Dengan standar internasional, kata Jokowi, berbagai arena olahraga ini memiliki kecanggihan seperti konstruksi yang hemat energi dan ramah lingkungan. Sehingga, dia berpesan kepada semua pihak untuk terus menjaga dan memanfaatkan arena ini sebaik-baiknya.

"Setelah mampu membangun venue-venue ini pekerjaan kita belum selesai. Tugas selanjutnya adalah menjaga, merawat, dan memanfaatkan venue ini dengan sebaik-baiknya," tegas Jokowi.

"Saya tidak ingin PON selesai, fasilitas yang telah dibangun dengan dana besar dan berstandar internasional ini justru jadi tempat sepi, tidak terawat, dan akhirnya rusak. Ini yang kita tidak mau," imbuh dia.

Atas alasan inilah, Jokowi lantas memerintahkan kepala daerah dari mulai gubernur hingga wali kota untuk menyiapkan manajemen pengelolaan fasilitas. Sehingga, arena olahraga yang telah dibangun bisa dipelihara dengan baik.

"Manfaatkan venue ini sebagai tempat penjaringan bibit unggul olahraga, pembinaa atlet Papua untuk semakin berprestasi baik di tingkat nasional maupun dunia," ungkapnya.

Dalam peresmian itu turut hadir Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Panglima TNI Laksamana Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, dan pejabat lainnya.