Siapkan Teleskop dan Amati Komet NEOWISE Malam ini

JAKARTA - Fenomena alam kembali terjadi bulan Juli ini. Sebuah komet yang dijuluki NEOWISE (Near Earth Object Wide-Infrared Survey Explorer) jadi penampakan benda antariksa menarik yang bisa diamati dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

Mengutip Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), terhitung sejak Minggu malam 19 Juli atau tepatnya setelah Matahari terbenam, masyarakat Indonesia bisa mengamati komet NEOWISE. Fenomena alam super langka itu bisa diamati hingga 25 Juli 2020 mendatang.

"Butuh 6800 tahun lagi untuk komet NEOWISE bisa bertemu kembali mendekati orbit Bumi," tulis akun Instagram @lapan_ri, Senin 20 Juli. 

Adapun komet NEOWISE ini bisa disaksikan masyarakat Indonesia di arah barat laut dan itu bisa diamati setelah Matahari terbenam. Adapun titik terdekat untuk mengamati komet ini dari Bumi pada 23 Juli 2020. 

Menurut Humas Lapan Jasyanto meskipun akan terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi. Untuk itu LAPAN merekomendasikan tempat dengan pemandangan luas yang tidak terhalang oleh gedung-gedung bertingkat. 

"Mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang, tetapi lebih baik menggunakan teropong atau melalui teleskop kecil untuk pandangan yang lebih baik. Dan diarahkan ke arah barat laut," ujar Jasyanto dalam keterangan tertulisnya.

Komet NEOWISE

Berdasarkan laporan NASA, Komet ini pertama kali ditemukan pada 27 Maret 2020 melalui teleskop luar angkasa Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer (NEOWISE). Komet ini merupakan komet dengan orbit bergerak mundur (retrograde) dengan orbit yang hampir parabolik.

Pada 3 Juli 2020 pukul 23.20.06 WIB, Komet NEOWISE berada pada titik terdekat dengan Matahari dengan jarak 44,1 juta km. Sedangkan titik terdekat komet dengan bumi akan terjadi pada 23 Juli 2020 pukul 09.41.30 WIB dengan jarak 103,5 juta km.

Observasi terakhir oleh Coma Database Observer (COBS) menunjukkan bahwa nilai magnitudo komet NEOWISE ini sudah mencapai +1,5. Diameter koma (ekor komet) ini mencapai 17,7 menit busur atau sedikit lebih besar dari jejari tampak Bulan. Komet ini paling terang ketika berada pada titik terdekat dengan Matahari dengan magnitudo tampak +1,4.