Khawatir Lonjakan Kasus COVID-19 Pada Anak, Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembukaan PTM dan Mal

JAKARTA - Pemerintah diminta mengkaji ulang kebijakan pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dan pembukaan pusat perbelanjaan atau mall. Mengingat adanya prediksi gelombang ketiga COVID-19 bakal terjadi di Desember mendatang.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher, mendorong pemerintah untuk segera melakukan langkah antisipasi terkait meningkatnya kasus COVID-19 pada anak pasca diterapkannya PTM.

“Berdasarkan data di lapangan, mulai terjadi kasus hingga klaster COVID-19 di beberapa sekolah setelah penerapan PTM terbatas. Pemerintah harus segera lakukan langkah antisipasi agar kasus COVID-19 pada anak tidak terus meningkat,” ujar Netty kepada wartawan, Selasa, 28 September.  

Netty mengungkapkan, sejumlah pihak seperti organisasi guru yang tergabung dalam Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) telah meminta pemerintah untuk menunda PTM. Pemerintah, kata dia, seharusnya mempertimbangkan masukan dari organisasi pendidik sebelum memutuskan penerapan PTM tersebut. 

"Jangan menutup mata dan telinga dari pertimbangan mereka yang memahami betul kondisi lapangan," ungkap Netty.

Apalagi, sambungnya, berdasarkan data 23 September 2021, vaksinasi anak usia 12-17 tahun dari target 26 juta, baru tercapai 12,79 persen dosis 1 dan 8,84 persen dosis 2. 

"Realisasi vaksinasi bagi anak 12 hingga 17 tahun masih rendah. Artinya, masih banyak anak yang datang ke sekolah dalam kondisi belum divaksin,” kata Netty.

Selain itu, lanjut Politikus PKS ini, masih banyak sekolah yang belum memenuhi standar kesiapan belajar. Seperti, ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan pemetaan warga sekolah. 

"Baru 59 persen sekolah  yang mengisi Daftar Periksa Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka,” terangnya.

Hingga saat ini, imbuh Netty, dengan jumlah terinfeksi mencapai 4.209.403 dan meninggal 141.585 orang, WHO masih menempatkan Indonesia sebagai negara yang harus waspada pandemi.  

“Saat ini mobilitas masyarakat makin tinggi, transportasi publik makin padat, mall dan pusat perbelanjaan juga makin ramai. Bahkan anak-anak di bawah 12 tahun pun sekarang sudah dibolehkan memasuki mall dan pusat perbelanjaan. Kondisi seperti ini rawan memicu penularan," jelas legislator Jawa Barat itu.

Oleh karena itu, Netty mengingatkan pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan PTM terbatas dan bolehnya anak-anak memasuki mall. Serta mengantisipasi suasana euforia masyarakat karena turunnya level PPKM di sejumlah daerah. 

"Lakukan upaya maksimal agar tidak membuka ruang bagi munculnya gelombang ketiga. Apalagi varian baru juga sedang mengintai masuk. Jangan buat kebijakan yang membuat kita menuai panen COVID-19," tandas Netty.