PTM Jangan Dipaksakan, Provinsi dengan Kasus COVID-19 Tertinggi Harus Menundanya
Ilustrasi-belajar tatap muka (Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah berharap uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dihentikan sementara bagi provinsi-provinsi dengan penambahan kasus tertinggi COVID-19. 

Mengingat, data Satuan Tugas COVID-19 menunjukkan bahwa penambahan kasus COVID-19 pada Senin, 21 Juni, adalah tertinggi selama pandemi COVID-19 dengan sebaran tertinggi secara berturut-turut terjadi di provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Riau. 

"Saya mengharapkan pemerintah daerah di provinsi-provinsi tersebut meninjau ulang pelaksanaan PTM terbatas yang rencananya diadakan pada tahun ajaran baru Juli 2021," ujar Himmatul, Rabu, 22 Juni.

Menurut legislator dapil DKI Jakarta itu, memaksakan penyelenggaraan PTM terbatas saat terjadi lonjakan kasus COVID-19 dapat mengancam kesehatan dan keselamatan guru dan siswa.

Padahal, kata dia, ketentuan dalam SKB empat menteri mengenai panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 menyebutkan, bahwa proses pembelajaran selama COVID-19 harus memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

Sementara, lanjut Himmatul, bagi daerah-daerah di Indonesia yang tidak ada penambahan kasus (zona hujau) dapat menyelenggarakan PTM terbatas.

Namun, kata politikus Gerindra itu, mengingat masih terjadinya lonjakan kasus COVID-19, pemerintah daerah harus mempertimbangkan tingkat risiko penyebaran COVID-19 di wilayahnya saat akan memutuskan menyelenggarakan PTM terbatas. 

"Jika dalam perkembangannya menunjukkan tingkat risiko yang tinggi, maka pemerintah daerah harus menunda pelaksanaan PTM terbatas," katanya.

Himmatul juga berharap agar orang tua siswa dapat bersabar atas penundaan pemberlakuan PTM terbatas mengingat hal tersebut merupakan pilihan terbaik demi menjaga kesehatan dan keselamatan siswa.

"Saya berharap para orang tua dapat terus berperan dalam mendampingi anak-anaknya selama pembelajaran jarak jauh," katanya.

Himmatul menambahkan, uji coba dan pelaksanaan PTM terbatas dapat kembali dilakukan setelah terjadi penurunan kasus COVID-19 dan vaksinasi untuk guru sudah selesai sehingga pelaksanaan PTM terbatas dirasa aman bagi guru dan siswa.