Pengamat Sebut FPI Reborn Hanya Pragmatisme Politik, 'Percantik Wajah' Agar Digunakan Aktor Politik
JAKARTA - Front Persaudaraan Islam (FPI) telah dideklarasikan di sejumlah daerah. Organisasi yang menggunakan tagline FPI Reborn tersebut diisi oleh wajah lama yang pernah berkecimpung di FPI (Front Pembela Islam) sebelum dinyatakan terlarang oleh pemerintah.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyatakan, FPI Reborn ini hanya soal pragmatisme politik semata. Konsep berdirinya sama dengan sejarah awal berdirinya FPI.
"Ini hanya persoalan pragmatisme politik, persoalan kebutuhan politik. Sebenarnya tidak jauh beda ketika FPI dilarang maka munculah Front Persaudaraan Islam," terang Islah Bahrawi di kanal Youtube CokroTV, 'FPI BARU UNTUK PENCAPRESAN ANIES! Seruput Kopi,' dikutip Senin, 27 September.
Baca juga:
- Penjelasan Paling Mudah untuk Memahami Pagi Cerah dan Sore Turun Hujan
- Bulan Depan Sulteng Masuk Musim Hujan
- Pimpinan DPR dari Azis Syamsuddin, Setya Novanto Jadi Tersangka Korupsi, Formappi Singgung Soal Integritas
- Berpengaruh Buruk Terhadap DPR dan Partai, MKD dan Golkar Diminta Cepat Tangani Kasus Azis Syamsuddin
FPI Reborn dalam kacamata Islah berhubungan erat dengan etalase politik hari ini. Mereka ingin masuk ke bursa pemakai, menunjukan bahwa kelompok ini masih eksis.
"Semacam dia ingin masuk bursa, berusaha memakai kosmetik, membedaki (memakai bedak) dengan dirinya. FPI sedang finding user, siapa sih yang mau memakai saya? kurang lebih seperti itu," terang dia.
Dalam politik, bagi Islah hal tersebut sah-saha saja. Sama seperti konsep berdirinya FPI karena pragmatisme politik di masa lalu. Artinya, suara dari FPI sangat dibutuhkan oleh aktor politik tertentu.