Janji Tempatkan Perempuan dalam Kabinet, Taliban: Posisi Tertentu yang Diperlukan

JAKARTA - Pemerintah Afghanistan bentukan Taliban menyebut sedang berupaya untuk membuka kembali pendidikan sekolah menengah untuk anak perempuan, setelah sebelumunya hanya mengizinkan anak laki-laki, meski tidak disebutkan waktu pelaksanaannya.

Taliban mengatakan mereka telah berubah sejak pemerintahan 1996-2001, ketika mereka melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki dan menutup sekolah untuk anak perempuan.

Pekan lalu, mereka mengumumkan akan membuka kembali sekolah menengah, bukan untuk anak perempuan melainkan anak laki-laki, menimbulkan skeptisisme.

"Untuk sekolah (bagi siswi), Kementerian Pendidikan sedang bekerja keras untuk menyediakan landasan bagi pendidikan siswi SMA sesegera mungkin, sedang dikerjakan prosedurnya, dan diharapkan ini akan dilakukan, Insya Allah," terang juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers di Kabul, mengutip Reuters 21 September.

Berbeda dengan pendidikan menengah, gadis-gadis muda di sekolah dasar telah melanjutkan studi di kelas berbeda. Terpisah, Taliban juga mengumumkan penunjukan beberapa wakil menteri, meskipun tidak ada yang perempuan.

Amnesty International pada Hari Selasa merilis sebuah pengarahan tentang kemerosotan hak asasi manusia sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, mengatakan beberapa hak perempuan berada di bawah ancaman, sementara protes tentang masalah tersebut telah ditekan dengan keras.

Mujahid mengatakan dalam konferensi pers, pekerjaan sedang berlangsung pada hambatan kemampuan perempuan untuk bekerja, tanpa memberikan rincian.

"Kami berusaha memperkuat kabinet lebih jauh dan Insya Allah akan diangkat perempuan untuk posisi tertentu di bagian-bagian yang diperlukan, dan suatu hari kami akan mengumumkan (nama mereka) di sini," pungkasnya.