73.201 Orang Hilang dalam Perang Kartel Narkoba di Meksiko
JAKARTA - Perang antarkartel narkoba di Meksiko belum juga reda. Senin, 13 Juli, pemerintah Meksiko mencatat penambahan orang hilang mencapai 73.201.
Angka tersebut merupakan hasil revisi data pada Januari, yang mencatat 61 ribu orang hilang. Melansir Reuters, hal itu disebabkan geliat empunya kebijakan yang mencoba memerangi kartel narkoba dan acap kali menangkap pemimpin mereka. Akibatnya, perang geng kartel semakin memanas karena kekosongan kekuasaan.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, sejak dirinya terpilih pada Desember 2018, langsung menyatakan salah satu fokusnya adalah mengakhiri perang dan menjinakkan kartel-kartel.
Sekitar 1.523 kasus terkait korban hilang dilaporkan dalam kurun waktu 1964 hingga 2005. Namun, sebagian besar korban hilang terjadi di tengah epidemi kekerasan perang narkoba yang baru dimulai pada akhir 2006.
Wakil Menteri Meksiko Alejandro Encinas mengatakan negaranya sejak 2006 bahkan telah menggali 3.978 kuburan Klandestin. Di sana mereka menemukan sekitar 6.625 mayat.
Pencarian pun makin masif saat Lopez Obrador berkuasa. Sebab, saat dirinya memerintah, hampir 30 persen kuburan orang hilang telah ditemukan.
Baca juga:
Sekalipun jumlah orang hilang semakin meningkat, otoritas terkait menyatakan jumlah tersebut telah turun tajam dalam enam bulan pertama tahun ini. Data menyebutkan jumlah orang hilang turun 36,6 persen dibanding tahun lalu.
Namun, penurunan itu bukan berarti kekerasan berkurang atau perang mereda. Penurunan disinyalir dikarenakan kurangnya pelaporan orang hilang selama pandemi.
Sementara itu, akibat perang geng kartel yang terjadi sejak tahun 2006, menurut data resmi tercatat lebih dari 287 ribu pembunuhan di Meksiko. Akan tetapi, banyak di antara kasus yang ada tak terkait dengan kejahatan terorganisir.