COVID Party adalah Pesta yang Dibuat untuk Membuktikan Corona Bohong, Hasilnya Satu Orang Meninggal
Ilustrasi foto (Maria Oswalt/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pasien berusia 30 tahun meninggal setelah menghadiri pertemuan yang dinamakan 'COVID party'. Orang yang hadir ke pertemuan tersebut percaya bahwa virus itu bohong. 

"Tepat sebelum pasien meninggal, mereka menemui perawat dan berkata, 'Saya pikir saya melakukan kesalahan, saya pikir ini hanya tipuan,'" kata Dr Jane Appleby, kepala petugas medis Rumah Sakit Methodist di San Antonio. 

"Kami hanya mencoba berbagi beberapa contoh dunia nyata untuk membantu komunitas kami menyadari bahwa virus ini sangat serius dan dapat menyebar dengan mudah," tambah Appleby. 

Melansir The Guardian, Senin, 13 Juli, COVID Party adalah pertemuan yang diadakan oleh seseorang yang didiagnosa COVID-19. Ia ingin mengetahui apakah virus itu nyata dan untuk melihat apakah ada yang tertular. 

Appleby tidak mengatakan kapan pertemuan itu berlangsung, berapa banyak orang yang hadir, atau berapa lama setelah peristiwa itu, orang itu dirawat di rumah sakit karena tertular COVID-19. Sang pasien juga tidak diidentifikasi secara publik.

Appleby juga mengatakan dalam komentarnya yang direkam pada akhir pekan bahwa dia telah terpacu untuk mengungkapkan kasus tersebut setelah khawatir akan meningkatnya jumlah kasus COVID-19. Dia mengatakan kasus COVID-19 naik 22% dari hanya 5% beberapa minggu yang lalu. Rentang usia yang lebih luas terpengaruh. Beberapa anak muda berusia 20 dan 30 tahun sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit Methodist. 

"Tolong pakai masker, tinggal di rumah kapan saja sebisa mungkin, hindari pertemuan kelompok, dan cuci tangan Anda," kata Appleby.

Seruan untuk berhati-hati bersamaan dengan rencana para pejabat tinggi di Houston, Texas, untuk kembali melakukan lockdown. Rumah sakit di Texas kini tengah berjuang untuk menghadapi lonjakan kasus-kasus COVID-19 yang baru.  Wali Kota Houston Sylvester Turner mengatakan bahwa perintah tinggal di rumah diperlukan untuk kota terbesar keempat AS tersebut. 

Namun, keputusan mengenai penguncian itu berada di tangan Gubernur Texas yang merupakan angota Partai Republik, Greg Abbott. Ia kerap menentang langkah lockdown dengan mengatakan bahwa hal tersebut harus menjadi pilihan terakhir.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga terus memperingatkan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 tidak boleh menghadiri pertemuan. Hal tersebut dikarenakan tempat di mana orang berbaur tanpa masker atau melakukan social distancing memiliki risiko tinggi.

Sebelumnya seorang pria California meninggal akibat COVID-19 setelah pergi ke pesta di mana orang tidak memakai masker. Orang-orang yang hadir dalam pesta tersebut tertular virus tersebut.