PM Inggris Boris Johnson Rombak Kabinet, Percayakan Kursi Menteri Luar Negeri Kepada Wanita
JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merombak menteri seniornya pada Hari Rabu, menunjuk menteri luar negeri wanita pertama partainya, ketika ia mendesak pemerintahnya untuk melanjutkan pekerjaan mengatasi ketidaksetaraan ekonomi setelah COVID-19.
Mengakhiri ketidaksetaraan regional adalah kunci agenda yang ditetapkan pada 2019 ketika Boris Johnson memenangkan mayoritas parlemen Partai Konservatif, terbesar sejak Margaret Thatcher. Tetapi, kondisi ini dikalahkan oleh COVID-19 dan berita utama tentang kesalahan kementerian.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab dicopot dari jabatannya, digantikan oleh Menteri Perdagangan Liz Truss, menggaris bawahi alasan di balik perombakan tersebut, memindahkan mereka yang kesalahannya telah menghantam pemerintah dan mempromosikan mereka yang telah menghindari krisis.
"Kabinet yang saya tunjuk hari ini akan bekerja tanpa lelah untuk menyatukan dan meningkatkan level seluruh negeri. Kami akan membangun kembali dengan lebih baik dari pandemi dan memenuhi prioritas Anda," kata PM Boris Johnson di Twitter, mengutip Reuters Kamis 16 September.
"Sekarang mari kita lanjutkan pekerjaan," sambung PM Johson.
Liz Truss dinilai sukses memimpin Departemen Perdagangan, di mana dia menyelesaikan sejumlah kesepakatan perdagangan, sejak Inggris meninggalkan Uni Eropa. Dia adalah wanita kedua yang menjabat sebagai menteri luar negeri, setelah Margaret Beckett, yang memegang jabatan itu dari 2006-2007 di pemerintahan Partai Buruh.
Sebagai penggantinya di posisi Menteri Perdagangan, PM Johnson memindahkan Anne-Marie Trevelyan yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Iklim.
Ada pun Raab yang menghadapi seruan untuk mengundurkan diri, menyusul keberadaan dirinya di Kreta, Yunani untuk berlibur saat agresi Taliban dan perebutan Kabul, diturunkan sebagai Menteri Kehakiman.
Untuk melunakkan pukulan, Raab juga ditunjuk sebagai wakil perdana menteri, peran yang dia mainkan untuk memimpin pemerintahan Inggris, saat PM Johnson berjuang melawan COVID-19 tahun lalu.
Berbeda dengan Raab, dua menteri senior lainnya, Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Brexit David Prost tetap berada pada posisinya. Selain itu, ada tiga menteri yang dicopot dari jabatannya.
Robert Buckland dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, meski tanpa kesalahan atau kritik pengambilan keputusan, posisinya digantikan oleh Raab. Sementara, Menteri Perumahan Robert Jenrick mendapat kecaman atas perannya dalam pembangunan 1 miliar pound yang diusulkan oleh donor Partai Konservatif, digantikan oleh Michael Gove.
Sama seperti Raab, Gove juga mengalami penurunan status, setelah sebelumnya menjabat sebagai menteri senior di kabinet setelah Perdana Menteri. Posisinya pada jabatan tersebut digantikan oleh mantan Menteri Brexit Stephen Barclay.
Ada pun Menteri Pendidikan Gavil Williamson yang dikritik karena penanganannya terhadap penutupan sekolah dan ujian selama pandemi COVID-19, digantikan oleh Menteri Vaksin Nadhim Zahawi yang mendapatkan promosi.
Baca juga:
- Presiden Macron Sebut Pasukan Prancis Sukses Tewaskan Pemimpin ISIS di Gurun Sahara
- Korea Utara Sukses Uji Coba Penambakan Rudal Berbasis Kereta, Hantam Target Sejauh 800 Kilometer
- PM Inggris Boris Johnson Rombak Kabinet, Percayakan Kursi Menteri Luar Negeri Kepada Wanita
- Mullah Abdul Ghani Baradar Bantah Perselisihan Internal Taliban dan Kabar Dirinya Terluka
Beberapa anggota parlemen Konservatif menyebut rencana perombakan kabinet ini sudah lama tertunda. Meski, ada pula pihak yang menyebut perombakan ini untuk membantunya merealisasikan rencana kenaikan pajak guna mengatasi krisis dalam perawatan kesehatan dan sosial.