Kasus COVID-19 di Jatim Menurun, Positivity Rate Kini di Bawah 5 Persen

SURABAYA - Kasus COVID-19 di Jawa Timur terus menurun. Buktinya, positivity rate mingguan di Jatim mencapai 4,68 persen, di bawah nasional sebesar 6,97 persen.

"Alhamdulillah positivity rate mingguan kita sekarang sudah sesuai WHO di bawah 5 persen yaitu 4,68 persen, bahkan juga dibawah nasional," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Senin, 6 September.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19, dengan jumlah tes yang dilakukan. Menurut Khofifah, semakin turunnya positivity rate ini, hanya tersisa empat daerah di Jatim yang saat ini berada pada zonasi assestment level 4, yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Blitar dan Kota Blitar dari sebelumnya ada 34 kabupaten/kota.

"Ini pertama kali selama pandemi COVID-19. Hal ini berseiring bahwa zonasi daerah asesment level 4 di Jatim hanya tinggal empat kab/kota saja," katanya. 

Khofifah mengklaim capaian ini dipengaruhi oleh masifnya testing dan tracing yang lebih efektif. Dengan standar jumlah tes yang di tetapkan WHO yaitu 1:1.000 penduduk/minggu. Sementara jumlah testing di Jatim telah mencapai 90.045 pada pekan lalu. 

"Yang artinya angka tes di Jatim sudah mencapai lebih dari dua kali lipat standar WHO. Idealnya testing minimal yang dilakukan di Jatim adalah kurang lebih sekitar 40.000 tes, tapi kita sudah berhasil mencapai lebih dua kali lipat dari target tersebut," ujarnya. 

Sementara untuk pelacakan kasus atau tracing ratio COVID-19 di Jatim, kata Khofifah, juga mengalami peningkatan yang signifikan dari yang sebelumnya 1,17 sekarang naik menjadi 11,75. Yang artinya kapasitas tracing di Jawa Timur naik 10 kali lipat. 

"Harapannya ke depan positivity rate yang semakin rendah ini dan testing rate, maupun tracing ratio yang semakin tinggi bisa terus dipertahankan. Karena terbukti kombinasi ini sangat efektif menurunkan jumlah penyebaran COVID-19 di Jatim," katanya. 

Menurut Khofifah, kombinasi menurunnya positivity rate dan tingginya tracing ratio maupun testing rate, sangat mempengaruhi penurunan keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim.  Khofifah mengatakan tambahan BOR di Jatim saat ini turun menjadi 22,48 persen, jauh di bawah standar WHO sebesar 60 persen," ujarnya. 

"Saya mohon kepada semua pihak dan masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengikuti vaksinasi, tracing dan testingnya juga terus kita tingkatkan," katanya.